JAYAPURA, JELATANEWSPAPUA.COM – Kebijakan Universitas Cenderawasih (Uncen) yang menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) menuai sorotan tajam dari berbagai pihak, termasuk dari kalangan mahasiswa. Salah satu kritik keras datang dari mantan Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Uncen, yang menilai kebijakan tersebut berpotensi meminggirkan Mahasiswa Papua dari dunia pendidikan tinggi.
Baca Juga: 2 Anggota TPNPB Dogiyai Ditembak di Jalan Trans Papua Saat Hendak Ke Nabire
Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa lembaga Uncen seharusnya menjadi ruang belajar bagi masyarakat Papua untuk keluar dari belenggu kebodohan dan kemiskinan, bukan malah menjadi lembaga yang mengejar keuntungan.
Baca Juga: Polda Papua Duga Pelaku Bom Molotov Di Kantor Redaksi Jubi Anggota Tni
“Uncen bukan tempat bisnis elit kampus. Ini kampus rakyat Papua. Ketika UKT dinaikkan tanpa mempertimbangkan kondisi sosial-ekonomi mahasiswa, maka yang terjadi adalah diskriminasi terselubung terhadap mahasiswa asli Papua,” ujarnya.
Baca Juga: Pemkab Dogiyai Bagikan 20 Nota Tugas dan DPA Kepada Pimpinan OPD
Ia menambahkan bahwa kenaikan UKT tidak hanya akan membebani mahasiswa, tetapi juga akan mempersempit akses pendidikan bagi Generasi muda Papua yang berasal dari keluarga kurang mampu. Menurutnya, kebijakan ini mencerminkan lemahnya keberpihakan institusi terhadap rakyat Asli Papua.
Baca Juga: Suara Aktivis Mahasiswa: Buka Mata atas Derita Rakyat Papua!
“Kampus ini dibangun untuk memberikan harapan, bukan menambah penderitaan. Pendidikan adalah hak, bukan barang dagangan. Jangan jadikan Uncen sebagai tempat eksklusif bagi mereka yang mampu secara ekonomi, sementara yang lainnya dipaksa putus di tengah jalan,” tegasnya.
Baca Juga: Papua Merdeka Berdaulat Adalah Penggenapan Nubuatan
Mantan aktivis mahasiswa itu juga meminta pihak rektorat untuk segera mengevaluasi kembali kebijakan tersebut dan melibatkan perwakilan mahasiswa dalam setiap keputusan penting, terutama yang menyangkut biaya pendidikan. Ia mengingatkan bahwa perguruan tinggi harus menjunjung tinggi prinsip keadilan dan keberpihakan sosial, bukan sekadar menjalankan fungsi administratif.
Baca Juga: MRP Papua Tengah Jaring Aspirasi Masyarakat Paniai
“Kami mahasiswa tidak tinggal diam. Suara kami adalah suara rakyat Papua yang ingin maju lewat pendidikan. Jika Uncen benar hadir untuk Papua, maka dengarkanlah kami,” tutupnya.