DOGIYAI, JELATANEWSPAPUA.COM –Dalam upaya memperkuat fondasi ekonomi kampung, Pemerintah Kabupaten Dogiyai melalui Dinas Koperasi dan UMKM menggelar pelatihan peningkatan kapasitas bagi para pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 8–9 Juli 2025, di Aula Digikotu, Moanemani.
Pelatihan ini menjadi bagian dari strategi pengembangan kelembagaan ekonomi rakyat yang berbasis komunitas. Diharapkan, melalui pelatihan ini, koperasi di kampung-kampung dapat menjadi tulang punggung penggerak ekonomi masyarakat lokal.
Kegiatan dibuka secara resmi oleh Asisten II Setda Kabupaten Dogiyai, Natalis Agapa, yang menegaskan pentingnya koperasi sebagai pilar utama dalam pembangunan ekonomi berbasis rakyat. “Koperasi harus aktif agar ekonomi masyarakat di kampung bisa berkembang,” ujar Agapa.
Ia menambahkan bahwa pelatihan seperti ini harus menjadi ruang belajar strategis untuk memperkuat tata kelola koperasi yang baik, profesional, dan partisipatif. Agapa mendorong peserta untuk menerapkan materi pelatihan dalam operasional koperasi masing-masing.
Sebagaimana dilansir oleh DogiyaiPos dalam beritanya “Dinas Koperasi UKM Dogiyai Dorong Profesionalisme Koperasi Lewat Peningkatan SDM”, kegiatan ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, khususnya di sektor ekonomi rakyat.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Dogiyai, Fabianus Pekey, menyampaikan bahwa koperasi tidak hanya sekadar wadah usaha, tetapi merupakan alat pemberdayaan yang strategis. “Koperasi adalah sarana menciptakan keadilan sosial dan kemandirian ekonomi, terutama di wilayah Papua Tengah,” ujarnya.
Menurutnya, masih terdapat berbagai tantangan yang harus dihadapi, seperti lemahnya manajemen kelembagaan dan kurangnya profesionalitas pengelolaan usaha. Namun, dengan dukungan Dana Otonomi Khusus Tahun 2025, pihaknya optimis koperasi di Dogiyai akan semakin kuat dan berdaya saing.
Salah satu narasumber pelatihan, Titus Pekey dari Kabupaten Deiyai, menekankan pentingnya prinsip transparansi dan keberpihakan dalam pengelolaan koperasi. Ia mengajak peserta untuk mengelola koperasi dengan jujur, adil, dan berbasis kepentingan anggota.
“Kalau koperasi dijalankan secara benar, maka masyarakat bisa sejahtera bersama,” kata Titus dalam pemaparannya. Ia menegaskan bahwa koperasi yang sehat akan menciptakan ekosistem ekonomi kampung yang tangguh dan mandiri.
Namun, kegiatan ini tidak luput dari kritik. Frans Gobay, anggota Koperasi Kamapi Ekowai Enaimo, menyayangkan kurangnya sosialisasi kegiatan kepada seluruh koperasi di Dogiyai. Ia mengaku tidak menerima informasi atau undangan resmi.
“Pelatihan ini penting, tapi saya tidak tahu menahu soal kegiatannya,” ujar Frans. “Semoga ke depan sosialisasinya lebih terbuka agar semua koperasi dan UMKM di Dogiyai bisa berpartisipasi aktif.”
Dengan terselenggaranya pelatihan ini, diharapkan koperasi-koperasi di Dogiyai semakin tangguh dan menjadi fondasi ekonomi kampung yang kokoh, inklusif, dan berkelanjutan.