Oleh: Marius Goo S.S., M.Fil
Pengantar
Perkembangan media sosial saat ini membuat orang Asli Papua (OAP) diantar ke padang belantara yang membingungkan. OAP bingung dan hampir kehilangan identitas karena dibawa ke tengah perkembangan zaman dengan kehadiran media digital yang tak terbendung. Ketika media gadget salah digunakan, media menjadi alat penjajahan bagi dirinya sendiri. Dalam usaha menggunakan media sosial ini, OAP perlu mendapatkan pengetahuan yang benar dan bijaksana, sehingga pada akhirnya media sosial digunakan untuk alat pembaharuan, perbaikan, pembebasan dan penyelamatan bagi manusia dan tanahnya.
Media Sosial
Media berkaitan dengan saluran atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan, informasi dari satu orang atau sekelompok orang kepada orang lain. Pesan atau infomasi yang disampaikan berupa tulisan, suara, gambar atau gabungan dari semuanya.
Secara sederhana Media sosial dijelaskan sebagai alat komunikasi, (Rulli Nasrullah, 2017:3). Pengungkapan kata “media” bisa dipahami dengan melihat dari proses komunikasi itu sendiri (Merowitstz:1999; Moores, 2005). Media merupakan wadah untuk membawa pesan dari proses komunikasi.
Media sosial atau yang dikenal khalayak masyarakt internet menurut Artificial intelegence (AI) adalah jaringan global yang menhubungkan miliaran perangkat computer dan elektronik diseluruh dunia, memunkinkan akses ke seluruh informasi dan komunikasi. Atau secara sederhan internet adalah jaringan dari berbagai jaringan computer yang saling terhubung.
Melalui jaringan internet, manusia dibawa ke tingkat menjadi “masyarakat informasi”, (Shiefti Dya Alyusia, 2016:23), merupakan fenomena interaksi sosial online saat ini. Untuk menjadi masyarakat infomasi, suatu masyarakat harus melalui beberapa proses dan tahapan yang tidak mudah, maka di sini dibutuhkan kesiapan masing-masing individu dalam menganggapi, sekaligus melewati setiap prosesnya.
Hidup di era digital membuat pengguna dengan mudah mengakses informasii yang tak hanya cepat tapi juga besar, melalui aneka macam aplikasi dan fitur. Hal ini juga mengubah pengguna selektifdalam menggunakan teknologi sosial sebagai konsumen dalam mengonsumsi, (Nurudin, 2017:1).
Mental
Berbicara tentang mental tidaklain adalah keberadaan atau kesiapan dari pikiran (jiwa) manusia. berkaitan dengan kesehatan mental (mental yang sehat) adalah kondisi kesejahteraan seseroang yang menyadari potensi dari, mampu mengatasi tekanan hidup, bekerja secara produktif dan selalu memberikan kontribusi bagi masyarakat umum.
Kesehatan mental atau mental health adalah kondisii kesehatan yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, psikis dan emosional seseorang. Kesehatan mental mencerminkan keadaan kesehatan mental seseorang, termasuk tingkat keseimbangan emosional, kemampuan mengatasi tekanan dan kualitas hubungan antar-individu. Seorang yang memiliki kesehatan mental yang baik jikamemiliki ketenangan jiwa dalam menjalani hidup, termasuk dapat beradabtasi secara bijak atas semua perubahan dan perkembangan.
Kesiapan Mental OAP
Bagaimana kesiapan kesehatan mental Orang Asli Papua (OAP) dalam menanggapi perkembangan dunia digital? Pertanyaan ini sangat penting bagi OAP dalam usaha beradaptasi dengan perkembangan media sosial yang tak terbendung arusnya saat ini. Perkembangan media sosial saat ini membuat OAP bingung dan kehilangan kendali dalam mempertanggungjawabkan identitas (eksistensi) dirinya.
Kesiapan mental OAP dalam usaha menanggapi perkembangan media sosial saat ni agak ambigu dan terbagi dua: ada yang benar-benar siapa secara mental, ada juga yang belum secara benar-benar belum siap secara mental:
Pertama, OAP yang belum siap secara mental untuk menanggapi perkembangan media sosial. OAP yang belum siapa secara mental untuk menanggapi perkembagan media sosial adalah mereka yang menggunakan media sosial secara tidak benar dan hanya sebatas hiburan semata, bahkan hanya untuk menyebarkan berita-berita hoax dan kekeraran dengan niat-niat yang tidak baik. OAP yang belum siap secara mental menggunakan gatget adalah mereka yang secara tidak tenang dan bijak membagikan berita-berita hoax, kebencian dan mengandung konten-konten pornografi maupun pornoaksi.
Kedua, OAP yang sudah siap secara mental dalam usaha menanggapi perkembangan dia sosial. Mereka adalah orang-orang yang menggunakan media sosial secara benar dan bijak. Menggunakan media sosial secara bijak adalah menjadikan alat media sosial sebagai alat untuk mewartakan dan membagikan kebenaran, iman dan menjadikannya sebagai alat kebaikan dan keselamatan. Mereka yang siap secara mentap menerima perkembangan media sosial adalah mereka yang secara tenang dan penuh selektif mengonsumsi setiap informasi dan tidak terbawa arus dalam perkembangan media sosial secara negatif dan merugikan orang lain.
OAP perlu memiliki pengetahuan yang baik dan benar tentang media sosial, supaya orang Papua secara bijak menggunakan alat digital demi perbaikan dan pembaruan hidup pribadi, juga keluarga dan bangsa. Dengan pengetahuan yang benar tentang media sosial, OAP tidakk bingung dan sekaligus menggunakan media sosial secara tentang dan siap secara mental.
Penutup
Perkembangan media sosial hingga saat ini tidak bisa dikendalikan. Hampir setiap orang menjadi pengguna, bahkan aktif. Setiap OAP telah mempunyai dan menggunakan media sosial. Hanya karena media sosial yang digunakan secara negatif, tidak sedikit manusia Papua yang terbawa arus dan bahkan sampai bermasalah dan sebaliknya, tidak sedikit manusia Papua yang telah terbantu hidupnya karena media sosial digunakan secara baik demi memperbaiki hidup.
Daftar Pustaka
Meyrowitz, J. 1999. “Understandings of Media”. Et Cetera.
Moores, S. 2005. Media/Teory, Thingking Ebout Media and Communications
Rulli Nasrullah. 2017. Media Sosial: Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Soioteknologi.Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Shiefti Dyah. 2018. Media Sosial: Interaksi, Identitas dan Modal Sosial. Kencana, Jakarta