Oleh: Hendrik Gobai
Orang Papua telah lama menanggung kepedihan yang mendalam, dan hingga hari ini luka itu belum juga sembuh. Kepedihan itu lahir dari pembunuhan, penindasan, dan penjajahan yang dialami rakyat Papua oleh militer dan negara Indonesia. Bagi orang Papua, militer Indonesia adalah simbol kekerasan yang menewaskan banyak nyawa, dan negara Indonesia dianggap sebagai penjajah yang menindas kehidupan bangsa Papua di atas tanahnya sendiri.
Atas dasar penderitaan dan kesadaran sejarah itu, rakyat Papua berkeinginan kuat untuk merdeka di atas tanahnya sendiri, karena Papua memiliki sejarah, budaya, politik, dan aspirasi rakyat yang berbeda. Orang Papua berkomitmen pada keadilan, persatuan, dan toleransi dalam perjuangan menuju kemerdekaan.
Berikut ini beberapa alasan utama mengapa rakyat Papua menginginkan kemerdekaan penuh:
Sejarah dan Konteks Kolonial
Papua pernah menjadi koloni Belanda sebelum kemudian ditetapkan sebagai bagian dari Indonesia pada tahun 1962 melalui perjanjian internasional. Namun, proses penyatuan ini dipandang tidak sah oleh sebagian besar rakyat Papua. Mereka menilai bahwa integrasi Papua ke dalam Indonesia tidak pernah benar-benar didasarkan pada kehendak rakyat Papua sendiri.
Karena itu, banyak orang Papua meyakini bahwa keberadaan Indonesia di tanah Papua bersifat ilegal, dan mereka memiliki hak sejarah untuk merebut kembali kedaulatan atas tanah leluhur mereka.
Kebijakan Pemerintah dan Ketimpangan Pembangunan
Selama lebih dari enam dekade, pembangunan di Papua dirasakan tidak seimbang dan tidak menjawab kebutuhan rakyat asli Papua. Program Otonomi Khusus (Otsus) yang dijanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua sering kali hanya dinikmati oleh segelintir elit dan menjadi alat politik bagi kepentingan Jakarta.
Lebih parah lagi, pelanggaran HAM terus terjadi sejak 1 Mei 1962 hingga hari ini. Penembakan, penangkapan tanpa proses hukum, penculikan, perampasan tanah adat, dan perusakan hutan tradisional telah menjadi bagian dari kenyataan hidup rakyat Papua.
Maka dari itu, rakyat Papua menginginkan kemerdekaan agar dapat membangun masa depan sendiri berdasarkan nilai dan kebutuhan mereka sendiri, bukan dikendalikan dari luar.
Kebudayaan dan Identitas Lokal
Papua memiliki kekayaan budaya, adat, dan tradisi yang unik dan berbeda dari kebudayaan Nusantara lainnya. Namun, identitas dan jati diri orang Papua sering kali tidak diakui atau bahkan direndahkan dalam sistem sosial dan politik Indonesia.
Bagi banyak orang Papua, rasisme dan diskriminasi yang mereka alami menjadi bukti nyata bahwa sistem Indonesia tidak pernah benar-benar mengakomodasi martabat dan nilai-nilai orang Papua. Karena itu, keinginan untuk merdeka menjadi bagian dari upaya mempertahankan identitas dan harga diri bangsa Papua.
Konteks Global dan Perubahan Sosial
Dalam sejarah dunia, banyak bangsa yang pernah dijajah kemudian memperjuangkan kemerdekaannya. Papua juga melihat dirinya dalam konteks perjuangan global ini.
Namun, di Papua, kebebasan berpendapat sering kali dibungkam dengan kekerasan. Aktivis ditangkap, masyarakat sipil dibunuh, dan pelanggaran HAM dibiarkan tanpa keadilan. Rakyat Papua hidup dalam ketakutan dan trauma akibat kekerasan yang sistematis, terstruktur, dan masif.
Kekuatan Gerakan Papua Merdeka
Berbagai organisasi sipil dan gerakan perjuangan seperti KNPB, ULMWP, VIM-WP, GEMPAR, SonaMapa, dan kelompok gerilya di bawah TPNPB-OPM terus memperjuangkan hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa Papua.
Gerakan ini lahir karena negara Indonesia dianggap menolak melihat orang Papua sebagai manusia yang bermartabat dan berdaulat atas tanahnya sendiri. Tujuan mereka jelas membentuk sistem pemerintahan yang dikelola oleh rakyat Papua untuk rakyat Papua.
Selama negara Indonesia masih menutup mata terhadap penderitaan rakyat Papua, perjuangan ini akan terus berlanjut. Perlawanan tidak akan berhenti hingga hak penentuan nasib sendiri diberikan secara adil dan demokratis.
Kesimpulan
Keinginan rakyat Papua untuk merdeka berakar dari sejarah penjajahan, ketidakadilan pembangunan, penghancuran identitas budaya, serta pelanggaran hak asasi manusia.
Perjuangan ini bukan sekadar politik, tetapi juga panggilan hati untuk memperoleh keadilan dan kebebasan sejati. Persatuan dan kesatuan bangsa Papua hanya bisa tumbuh bila diberikan ruang untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa paksaan.
Harapan Semangat untuk Orang Papua
Tanah Papua bukan milik pemerintah Indonesia, melainkan milik leluhur dan rakyat Papua. Karena itu, rakyat Papua harus terus berjuang dengan semangat, pantang mundur, dan tidak menyerah meski dihadang senjata dan kekerasan negara.
Kemerdekaan bukan datang dari kompromi semu, tetapi dari darah, air mata, dan keteguhan hati rakyat yang berani. Dan bagi bangsa Papua, kemerdekaan adalah kepastian hanya waktunya yang masih menjadi misteri.
Penulis adalah Aktivis Kemanusiaan Papua