FAKFAK, JELATANEWSPAPUA.COM – Uskup Keuskupan Manokwari-Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr, meresmikan dan memberkati Gereja Katolik baru Stasi Santo Yoseph Pekerja Brongkendik, Distrik Fakfak Tengah, Kabupaten Fakfak, Papua Barat, pada Selasa (7/10/2025).
Acara peresmian turut dihadiri oleh Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP., bersama Wakil Bupati Fakfak, jajaran pemerintah daerah, serta ratusan umat Katolik dari berbagai wilayah.
Dalam homilinya, Uskup Datus menyampaikan rasa syukur dan kebanggaannya atas selesainya pembangunan gereja yang dinilai indah dan representatif. Ia menegaskan, kehadiran gereja ini memiliki makna khusus karena letaknya yang dekat dengan Pulau Bonyom yang dikenal sebagai lokasi awal misi Katolik di Tanah Papua.
“Secara pribadi saya berbangga, karena ada sebuah gereja yang representatif di dekat Pulau Bonyom. Ke depan, setiap kali kita bersyukur atas karya misi Katolik di Mbaham Matta maupun di Tanah Papua, ibadahnya akan dilaksanakan di sini,” ujar Uskup Datus dalam sambutannya.
Peresmian ini juga diwarnai dengan pembacaan sejarah singkat misi Katolik di Tanah Papua oleh Petrus Wagab, putra dari tokoh agama di Kampung Brongkendik. Ia menceritakan perjalanan awal misi Katolik yang dibawa oleh Pastor Cornelis Le Cocq d’Armandville SJ pada 1894 di wilayah Fakfak.
Menurut Petrus, pada 1 Mei 1895, Pastor Le Cocq bersama dua bruder tiba di Pantai Raduria dan keesokan harinya melanjutkan perjalanan ke Pulau Bonyom (Warhiranggah). Di sana, mereka diterima dengan tangan terbuka oleh masyarakat lokal dan mulai mendirikan pos misi Katolik pertama.
“Dari Bonyom, pater Le Cocq bertemu dengan masyarakat Brongkendik dan menyampaikan kabar gembira tentang misi Katolik. Pada bulan Juli, pater Le Cocq membaptis 85 orang, termasuk warga Kampung Brongkendik,” ujar Petrus dalam testimoninya.
Pembangunan Gereja Santo Yoseph Pekerja Brongkendik dimulai berdasarkan Surat Keputusan Dewan Stasi Nomor 15/DGS/PRG/II/2020 tertanggal 9 Februari 2020. Panitia pelaksana memulai pembangunan dengan dana awal sebesar Rp 300 juta, dan total biaya yang dihabiskan mencapai sekitar Rp 4 miliar.
Ketua panitia pembangunan, Egenius Wagab, menyampaikan harapan agar umat di stasi ini semakin aktif dalam kegiatan rohani pasca peresmian gereja.
“Harapan saya, jaga dan rawatlah gereja ini dengan baik. Penuhilah setiap ibadah, karena kehadiran umat adalah tanda iman yang hidup,” katanya.
Sementara itu, Bupati Fakfak Samaun Dahlan dalam sambutannya menekankan pentingnya menjaga dan memelihara gereja ini agar berfungsi maksimal sebagai pusat kegiatan rohani masyarakat setempat.
“Gereja ini telah dibangun dengan megah. Tugas kita sekarang adalah merawat bangunan dan fasilitasnya, agar tetap terpelihara dan menjadi pusat kegiatan rohani bagi generasi mendatang,” ujar Bupati Samaun.
Ia juga berharap, dengan letak gereja yang hanya berjarak dua kilometer dari Pulau Bonyom yang dikenal sebagai “Pulau Misi” lokasi ini dapat berkembang menjadi pusat spiritual sekaligus destinasi wisata religi di masa depan.