PEGUNUNGAN BINTANG, JELATANEWSPAPUA.COM – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat – Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OP Kodap XV Ngalum Kupel mengaku bertanggung jawab atas pembakaran gedung SMP Negeri Kiwirok di Kampung Sopamikma, Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Tindakan tersebut diklaim dilakukan pada Selasa (07/10) pagi, sekitar pukul 07.30 WIT.
Dalam Siaran Pers Ke-II yang diterima media ini, Manajemen Markas Pusat Komando Nasional TPNPB menyebut pembakaran dilakukan oleh pasukan Kodap XV Ngalum Kupel. Pihaknya menyatakan aksi dilakukan karena gedung sekolah itu telah dijadikan pos militer oleh aparat keamanan Indonesia, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak lagi berlangsung.
“Pembakaran ini terpaksa kami lakukan karena aparat militer Indonesia menjadikannya sebagai pos militer,” demikian pernyataan tertulis TPNPB yang ditandatangani juru bicara Sebby Sambom.
TPNPB menuduh aparat militer melakukan pemeriksaan terhadap pelajar dan interogasi untuk mencari informasi tentang keberadaan pasukan mereka. Dalam pernyataan yang sama, kelompok tersebut juga menyinggung pernyataan Kepala Pusat Penerangan TNI, Mayor Jenderal Freddy Ardianzah, mengenai warga sipil yang mengungsi akibat konflik bersenjata sejak September lalu.
Menurut TPNPB, sebagian besar warga yang berada di markas militer di Oksibil bukan mengungsi secara sukarela, melainkan karena “paksaan aparat”. Mereka menuding pemerintah Indonesia menutup akses jurnalis dan lembaga kemanusiaan ke wilayah konflik.
“Negara sedang melakukan kejahatan terhadap korban sipil yang terkena dampak perang,” lanjut pernyataan tersebut.
TPNPB juga menyampaikan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto, bahwa mereka siap bertanggung jawab atas pembakaran bangunan SMP Negeri Kiwirok. Mereka menegaskan tindakan itu merupakan perlawanan terhadap penggunaan fasilitas publik seperti sekolah, balai desa, gereja, dan rumah warga sebagai pos militer. (*)