PURWOKERTO, JELATANEWSPAPUA.COM – Sebuah perjalanan panjang penuh tantangan akhirnya berujung manis. Yapen Halerohon, putra Papua asal Poik, resmi menyandang gelar sarjana setelah menyelesaikan studi di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah. Wisuda yang digelar pada Senin, 8 September 2025, menjadi momen bersejarah tidak hanya bagi Yapen, tetapi juga bagi keluarga, sahabat, dan komunitas yang mendukungnya sejak kecil.
Akar Keluarga dan Masa Kecil
Yapen lahir pada 17 Agustus 2000 dari pasangan Yakub Halerohon dan Otiknahe Aliknohe. Ia tumbuh bersama dua saudara perempuan, Aliance Halerohon dan Alina Halerohon. Sejak kecil, Yapen dididik dalam lingkungan keluarga yang sederhana namun penuh kasih. Nilai kerja keras, doa, dan rasa syukur selalu ditanamkan kedua orang tuanya, yang kelak menjadi fondasi kuat bagi perjalanan akademiknya.
Menapaki Jejak Pendidikan: Dari SD Hingga SMA
Pendidikan formal Yapen dimulai pada tahun 2007 di SD Inpres Negeri Poik. Di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah Sakarias Peyon dan bimbingan guru-guru tercinta seperti Petrus Kepno, Yakub Peyon, Hakim Peyon, serta Niko Aliknoe, ia belajar mengenal huruf, angka, hingga akhirnya mampu membaca dan menulis. “Awalnya saya tidak tahu apa-apa, tetapi berkat kesabaran guru-guru, saya bisa. Dari situlah semangat belajar saya tumbuh,” kenang Yapen. Ia menuntaskan pendidikan dasar dengan baik dan lulus pada tahun 2012.
Perjalanan dilanjutkan ke SMP Negeri Pontenikma Sali pada 2013. Masa ini diwarnai semangat baru, ditempa oleh para guru seperti Yafet Halerohon, Yustus Fariyon, dan Demius Fariyon. Selama tiga tahun, Yapen ditempa dalam berbagai bidang ilmu, membentuk pola pikir kritis dan kemandirian. Tahun 2016, ia resmi menamatkan SMP.
Tidak berhenti di situ, Yapen kemudian melangkah ke SMA YPK Betlehem Wamena. Kepala sekolah saat itu, Korintus Siep, bersama para guru seperti Ulungki Kabak, Ona, dan Deni, terus memberikan arahan dan motivasi. Di sinilah Yapen semakin mantap menekuni bidang Ekonomi. “SMA adalah masa di mana saya belajar arti disiplin dan konsistensi. Saya sadar, jalan masih panjang menuju pendidikan tinggi,” ujarnya. Pada 2019, ia berhasil menuntaskan SMA dan siap melangkah lebih jauh.
Perjuangan di Bangku Kuliah
Tahun 2019 menjadi tonggak baru bagi Yapen. Ia diterima sebagai mahasiswa di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto. Sebuah capaian besar mengingat perjalanan panjang dari kampung halamannya hingga ke salah satu universitas ternama di Jawa Tengah. Saat ini, Unsoed dipimpin oleh Rektor Prof. Dr. Ir. Akhmad Sodiq.
“Perkuliahan bukanlah perjalanan mudah. Ada banyak tantangan, baik dari segi akademik maupun kehidupan sehari-hari. Tetapi puji Tuhan, semua bisa saya lalui,” kata Yapen. Selama empat tahun, ia menempuh berbagai mata kuliah dengan penuh semangat, hingga akhirnya menyelesaikan studi strata satu (S1) tepat waktu.
Kuliah Sambil Berorganisasi
Dalam perjalanan kuliah, Yapen tidak berjalan sendiri. Ia mengenal sosok istimewa, Kristin Marta Salomina Kowi, yang selalu hadir mendukungnya. “Kristin adalah sosok wanita yang kritis, kreatif, dan penuh perhatian. Ia memberi dukungan moral, finansial, material, dan terutama doa. Itu yang menguatkan saya di saat-saat sulit,” ungkap Yapen penuh rasa syukur.
Selain itu, Yapen juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Papua (HIMAPPA), organisasi yang menjadi rumah kedua baginya. HIMAPPA, kata Yapen, bukan hanya tempat berkumpul, tetapi juga wadah pembentukan karakter dan kepemimpinan. “Di HIMAPPA, kami belajar menghargai perbedaan suku, bahasa, dan adat. Kami ditempa menjadi pemimpin dengan semangat solidaritas dan kebersamaan. Dari hal-hal kecil, kami belajar arti kepemimpinan sejati,” jelasnya.
Momen Wisuda: Haru dan Syukur
Hari wisuda 8 September 2025 menjadi puncak perjalanan panjang itu. Mengenakan toga kebanggaan, Yapen melangkah mantap memasuki aula wisuda Unsoed. Isak haru keluarga yang hadir tidak bisa disembunyikan. “Ini bukan hanya kebanggaan saya, tetapi juga kebanggaan orang tua, saudara, dan seluruh masyarakat Papua yang selalu mendoakan,” katanya dengan mata berbinar.
Dalam sambutannya setelah menerima ijazah, Yapen menyampaikan pesan mendalam: “Jika ingin menjadi pemimpin hebat, mulailah belajar dari hal-hal kecil. Pemimpin besar lahir dari pengalaman, ketulusan, dan keberanian untuk berdiri di tengah rakyat.” katanya.
Harapan ke Depan
Dengan gelar sarjana yang kini disandangnya, Yapen bercita-cita kembali ke tanah Papua, membangun masyarakat, dan mengabdi bagi bangsa. Ia yakin pendidikan adalah jalan utama untuk mencetak generasi emas Papua. “Saya ingin menjadi bagian dari anak-anak Papua yang membawa perubahan. Apa yang saya capai hari ini hanyalah langkah awal. Perjalanan masih panjang,” pungkasnya.