INTAN JAYA, JELATANEWSPAPAUA. COM – Kontak senjata kembali terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Berdasarkan siaran pers yang diterima redaksi Jalatanewspapua.com dari Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM, Jumat (20/6), disebutkan bahwa tiga warga sipil tewas dan dua lainnya luka-luka akibat operasi militer yang dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia sejak 18 Juni 2025 di Kampung Bulapa dan sekitarnya.
Laporan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, Letkol Apeni Kobogau dan Mayor Abertinus Kobogau. Mereka mengklaim bahwa lima warga sipil menjadi korban tembakan langsung tanpa interogasi terlebih dahulu oleh aparat keamanan.
Selain itu, pihak TPNPB juga menyebutkan bahwa militer menjatuhkan bom granat menggunakan drone di kawasan pemukiman dan gereja di Kampung Bulapa. Namun, bom tersebut disebut tidak meledak dan saat ini diklaim telah diamankan oleh TPNPB sebagai barang bukti.
Pernyataan tersebut juga membantah klaim pihak militer Indonesia yang menyebut telah menewaskan Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigjen Undius Kogoya. “Yang benar adalah militer Indonesia menembak lima warga sipil, bukan pimpinan kami,” kata Letkol Apeni Kobogau dalam laporan tersebut.
Lebih lanjut, TPNPB juga mengklaim pihaknya berhasil melakukan serangan balasan dan melukai dua anggota militer Indonesia. “Jangan sembunyikan korban dari pihak militer Indonesia,” ujar Apeni.
Dalam siaran pers tersebut, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga meminta Presiden RI Prabowo Subianto, Panglima TNI, dan Kapolri untuk segera menghentikan penggunaan bom dalam operasi militer di Papua. Mereka menilai penggunaan bom sejak tahun 2019 hingga 2025 telah menimbulkan banyak korban jiwa dari kalangan warga sipil dan menyebabkan pengungsian besar-besaran.
“Ini bukan lagi operasi militer biasa, tetapi bentuk genosida terhadap rakyat Papua dan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional,” tulis pernyataan itu.
TPNPB juga menyerukan kepada lembaga-lembaga hak asasi manusia lokal, nasional, internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk mendesak pemerintah Indonesia menghentikan tindakan yang mereka sebut sebagai kejahatan kemanusiaan. Mereka juga meminta negara–negara asing untuk berhenti menyuplai senjata dan perlengkapan militer ke Indonesia.
Siaran pers ini ditandatangani oleh Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, serta pimpinan tinggi TPNPB, termasuk Jenderal Goliath Tabuni, Letjen Melkisedek Awom, dan Mayor Jenderal Lekagak Telenggen.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada konfirmasi atau pernyataan resmi dari pihak TNI maupun Polri terkait peristiwa ini.