PANIAI, JELATANEWSPAPUA.COM – Demi kemanusiaan dan keselamatan generasi muda, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Paniai kembali menggelar kegiatan sosialisasi dan edukasi pencegahan HIV/AIDS. Kegiatan ini berlangsung di Gereja Kema Injil Indonesia (GKI) Jemaat Betlehem, Kampung Madi, Kabupaten Paniai, Papua Tengah, Minggu (2/11/2025) siang hingga petang.
Dengan mengusung tema KPA Paniai: “Selamatkan Anak Negeri Paniai Sisa dari yang Tersisa,” kegiatan ini dihadiri sekitar 30 peserta dari kalangan jemaat, pemuda, dan pengurus gereja. KPA Paniai berkomitmen untuk terus menggandeng berbagai pihak, termasuk gereja, dalam misi penyelamatan manusia dari ancaman penyakit HIV/AIDS.
Baca Juga : HIV/AIDS Musuh Kita Bersama
Gembala Sidang GKI Jemaat Betlehem, Pdt. Limawan Heriantoro, S.Th., MM., menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan upaya KPA Paniai. Menurutnya, kegiatan seperti ini sangat penting untuk memberikan pemahaman tentang bahaya HIV/AIDS serta pentingnya hidup sehat dan bermoral.
Baca Juga: KPA Paniai dan Gereja Teken MoU Pencegahan HIV/AIDS
“Kami ucapkan terima kasih kepada KPA Paniai yang telah meluangkan waktu bagi jemaat kami. Materi yang disampaikan sangat bermanfaat, terutama bagi para pemuda dan pemudi agar lebih berhati-hati dalam pergaulan,” ujar Pdt. Heriantoro.
Ia juga menekankan agar seluruh jemaat tidak hanya mendengarkan tetapi juga melaksanakan pesan-pesan sosialisasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari, serta menyebarkannya kepada keluarga dan masyarakat sekitar.
“Pergaulan bebas itu melanggar firman Tuhan. Mari kita hidup takut akan Tuhan agar menjadi berkat bagi orang lain, bukan malah menjadi penyebar HIV/AIDS,” tegasnya.
Baca Juga : KPA Papua Tengah Bertemu Gubernur Nawipa, Tekan Angka Kasus HIV AIDS dan Edukasi
Sementara itu, Sekretaris KPA Paniai, Agustinus Muyapa, SH, mewakili Ketua KPA, menyampaikan apresiasi kepada pihak gereja dan jemaat atas kerja sama yang baik. Ia menegaskan bahwa kegiatan serupa akan terus dilaksanakan di berbagai tempat, termasuk sekolah dan instansi pemerintah, sesuai dengan Memorandum of Understanding (MoU) antara KPA, Dinas Pendidikan, dan pihak gereja di Kabupaten Paniai.
“Demi kemanusiaan, KPA Paniai sudah, sedang, dan akan terus berkeliling memberikan edukasi kepada masyarakat. Selain sosialisasi, kami juga melakukan pemeriksaan darah massal bagi ASN dan masyarakat umum,” jelas Agustinus Muyapa.
Ia menambahkan bahwa kegiatan di Gereja GKI Jemaat Betlehem ini merupakan kali keempat KPA melaksanakan sosialisasi di lingkungan gereja.

Dalam kegiatan tersebut, materi utama disampaikan oleh Kosmas Kudubun, S.Tr.Kes, pengurus KPA Paniai sekaligus tenaga medis yang sudah lama terlibat dalam program penanggulangan HIV/AIDS di wilayah Papua Tengah. Dalam pemaparannya, Kosmas menjelaskan secara rinci mulai dari asal-usul virus HIV, cara penularan, gejala yang muncul pada penderitanya, hingga langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan oleh setiap individu maupun komunitas.
Ia menjelaskan bahwa HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, terutama sel CD4, sehingga tubuh menjadi rentan terhadap berbagai penyakit. Bila tidak ditangani, virus ini dapat berkembang menjadi AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang dapat berakibat fatal.
Menurut Kosmas, penularan HIV bisa terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah yang tidak steril, serta dari ibu yang positif HIV kepada bayi yang dikandungnya. Ia menegaskan bahwa HIV tidak menular melalui sentuhan, pelukan, berbagi makanan, atau tinggal serumah, sehingga masyarakat tidak perlu memberi stigma dan diskriminasi kepada penderita.
“Yang paling berbahaya bukan hanya virusnya, tapi juga stigma dan ketidaktahuan masyarakat. Banyak orang enggan melakukan tes atau pengobatan karena takut dikucilkan. Padahal, penderita HIV yang rutin minum obat antiretroviral (ARV) bisa tetap sehat dan produktif,” jelas Kosmas di hadapan peserta.
Ia juga menekankan pentingnya kesadaran diri dan tanggung jawab moral dalam menjaga perilaku, terutama di kalangan pemuda dan remaja yang menjadi kelompok rentan. Kosmas mengajak generasi muda untuk menjauhi seks bebas, narkoba, dan perilaku berisiko lainnya.
“Kunci utama mencegah penyebaran HIV/AIDS adalah kesetiaan dalam hubungan, penggunaan alat pelindung yang benar jika diperlukan, serta pemeriksaan kesehatan secara berkala. Jangan tunggu sampai sakit, baru periksa. Cegah sejak dini,” tegasnya.
Baca Juga : KPA Paniai Gelar Penyuluhan HIV/AIDS bagi Temu Pembina Sekami di Paroki KSP Dauwagu Dekenat Paniai
Selain memberikan edukasi teori, Kosmas juga membagikan pengalaman lapangan tentang kasus-kasus nyata yang ia temui selama mendampingi pasien HIV di beberapa distrik di Kabupaten Paniai. Ia menuturkan bahwa dengan pendampingan yang baik dan dukungan dari keluarga serta lingkungan, banyak pasien HIV mampu bangkit dan kembali menjalani hidup normal.
“Kita semua punya tanggung jawab kemanusiaan untuk menyelamatkan sesama. Jangan jauhi mereka yang terinfeksi, tapi bantu mereka agar tidak menularkan dan tetap punya harapan hidup,” tambahnya.
Penjelasan Kosmas Kudubun disambut antusias oleh peserta sosialisasi dan sesi berikutnya tanya jawab. Banyak peserta yang aktif bertanya dan berdiskusi seputar bahaya HIV/AIDS, cara pencegahannya, serta bagaimana menumbuhkan kesadaran kolektif di lingkungan gereja dan masyarakat luas.
Kegiatan ditutup dengan doa bersama dan pesan moral agar seluruh peserta menjadi agen perubahan dalam menekan angka penyebaran HIV/AIDS di Kabupaten Paniai. (*)