YAHUKIMO, JELATANEWSPAPUA.COM – Manajemen Markas Pusat Komnas Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) mengumumkan bahwa pasukan mereka di Kodap XVI Yahukimo melakukan eksekusi terhadap satu orang yang diduga anggota Kopassus TNI, dalam sebuah operasi bersenjata di wilayah Yahukimo, Papua Pegunungan.
Informasi ini disampaikan melalui Siaran Pers resmi melalui Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, pada Selasa, 21 Oktober 2025. Menurut laporan yang diterima markas pusat, Panglima Kodap XVI Yahukimo Brigjen Elkius Kobak melaporkan bahwa pasukan TPNPB dari Batalion Sisibia, Kompi Kingbusa, dan Busup Hubla telah mengeksekusi mati seorang prajurit Kopassus yang disebut memasuki wilayah yang dikategorikan sebagai “zona perang” oleh pihak TPNPB.
“Aksi ini dilakukan sebagai bentuk serangan balasan atas gugurnya Brigjend Lamek Alipky Taplo dan tiga anggota pasukan TPNPB Kodap XV Ngalum Kupel akibat ledakan bom militer Indonesia di Kiwirok,” tulis Elkius Kobak dalam laporannya yang dikutip dari siaran pers resmi tersebut.
TPNPB menyebut bahwa insiden ledakan bom di Kiwirok yang menewaskan Brigjend Lamek Alipky Taplo dan tiga rekannya diduga berasal dari serangan drone militer Indonesia.
Sebagai tanggapan, TPNPB Kodap XVI Yahukimo menegaskan akan terus melakukan aksi balasan terhadap aparat keamanan Indonesia di seluruh wilayah yang mereka klaim sebagai daerah operasi militer.
“Kami berduka atas gugurnya Brigjend Lamek Taplo, tetapi perjuangan tidak akan berhenti. Kami akan terus berperang demi kemerdekaan bangsa Papua,” ujar Brigjend Elkius Kobak dalam pernyataannya.
Dalam siaran pers yang sama, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM juga mengeluarkan instruksi kepada seluruh pasukan di 36 Komando Daerah Pertahanan (KODAP) agar menindak tegas pihak-pihak yang dianggap sebagai agen intelijen atau pelaku penambangan ilegal di wilayah Papua.
“Seluruh alat berat milik agen intelijen militer pemerintah Indonesia yang digunakan untuk menjarah kekayaan alam Papua wajib dieksekusi dan dibakar,” tegasnya.
Mereka menegaskan bahwa perang antara TPNPB dan aparat keamanan Indonesia “akan terus berlanjut hingga Papua dinyatakan merdeka”. (*)