PANIAI, JELATANEWSPAPUA.COM – Pemerintah Kabupaten Paniai melalui Dinas Kesehatan menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Pelayanan Kesehatan bagi Orang dengan Risiko Terinfeksi HIV/AIDS. Kegiatan berlangsung selama dua hari, Jumat–Sabtu (14–15/11/2025), di Aula Lantai 3 RSUD Paniai, Madi, Paniai, Papua Tengah.
Bimtek ini berfokus pada peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam penggunaan aplikasi Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) serta penguatan layanan HIV/AIDS di fasilitas kesehatan. Kegiatan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Harif Rahman, S.KM, Penanggung Jawab Program HIV/AIDS wilayah Papua, serta Ramawati, Penanggung Jawab Program HIV/AIDS dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Tengah.
Penguatan Layanan di RSUD dan Puskesmas
Dalam paparannya, Harif Rahman menjelaskan pentingnya kesiapan SDM kesehatan dalam layanan deteksi dini, pendampingan pasien, serta pelaporan data kasus melalui SIHA. Ia menegaskan bahwa Papua, termasuk Kabupaten Paniai, memerlukan tenaga kesehatan yang terlatih dan memahami prosedur penanganan secara tepat.

Saat ini layanan HIV/AIDS di Kabupaten Paniai tersedia di RSUD Paniai dan Puskesmas Enarotali. Namun ke depan, Pemkab Paniai akan memperluas layanan hingga mencakup seluruh wilayah melalui penguatan jejaring puskesmas.
Rencana Pembukaan Layanan Tiap Wilayah
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Paniai, Beny Degei, S.KM, M.KM, resmi membuka kegiatan sekaligus menyampaikan rencana pengembangan layanan kesehatan berbasis wilayah.
Benni menjelaskan bahwa perluasan layanan merupakan bagian dari agenda strategis Pemerintah Kabupaten Paniai dalam meningkatkan akses kesehatan masyarakat hingga ke kampung-kampung.
“Ke depan, kami akan membuka akses pelayanan HIV/AIDS dan deteksi penyakit menular lainnya di puskesmas yang ada di masing-masing wilayah,” ujarnya.
Adapun rencana pembagian wilayah layanan kesehatan meliputi:
- Wilayah Barat: Puskesmas Obano,
- Wilayah Selatan: Puskesmas Epouto,
- Wilayah Tengah: Puskesmas Enarotali dan Dei,
- Wilayah Timur: Puskesmas Pasir Putih dan Komopa,
- Wilayah Utara: Puskesmas Kebo 1 dan Kebo 2,
Mendukung Program Bupati Paniai
Beny Degei menegaskan bahwa pelaksanaan Bimtek ini merupakan bagian dari komitmen Dinas Kesehatan dalam mendukung Program Bupati Paniai, Yampit Nawipa, yang berfokus pada peningkatan layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
“Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program Bupati Paniai, Yampit Nawipa, khususnya terkait penguatan layanan kesehatan dan peningkatan kualitas pelayanan bagi masyarakat di seluruh wilayah Paniai,” tegas Beny.
Baca Juga : Dinkes Paniai Gelar Pembukaan Pekan Imunisasi Nasional Polio 1
Komitmen Dinkes Paniai
Dengan terlaksananya Bimtek ini, Dinas Kesehatan Paniai berharap peningkatan kompetensi tenaga kesehatan dapat memperkuat respon daerah dalam penanganan HIV/AIDS dan penyakit menular lainnya.
“Kami ingin memastikan pelayanan bagi masyarakat, khususnya kelompok berisiko, dapat dilakukan secara tepat, aman, dan menjangkau seluruh wilayah,” tutup Beny Degei.
Deteksi Dini Melalui RDT
Selain HIV/AIDS, pemeriksaan dini akan mencakup TBC, malaria, dan sejumlah penyakit menular lainnya. Petugas di posko wilayah nantinya akan melakukan skrining menggunakan Rapid Diagnostic Test (RDT). Hasil awal dari lapangan selanjutnya akan dikirim ke laboratorium pusat untuk pengujian lanjutan.
Baca Juga : HKN ke-61, Dinkes Dogiyai Ajak Masyarakat Hidup Sehat dan Pengobatan Gratis
Untuk saat ini, layanan utama di pusat kota tersedia di RSUD Paniai, Rumah Sakit Madi, dan Puskesmas Madi. Sintel RDT menjadi langkah awal sebelum pemeriksaan laboratorium lengkap, memungkinkan deteksi cepat di wilayah terpencil.
Peserta Antusias, Fokus pada Penguatan Kolaborasi
Peserta Bimtek terdiri dari petugas puskesmas, pendamping lapangan, tenaga laboratorium, serta perwakilan komunitas. Mereka mengikuti pelatihan materi, diskusi kasus lapangan, serta sesi praktik pengoperasian aplikasi SIHA.
Diskusi berlangsung antusias, membahas tantangan di lapangan, kebutuhan alat, dan strategi edukasi kesehatan yang efektif bagi masyarakat.
Kegiatan ditutup dengan penyusunan rencana tindak lanjut terkait operasional posko kesehatan, pemetaan wilayah, serta penguatan jejaring layanan di tahun depan.