PANIAI, JELATANEWSPAPUA.COM- Akibat hujan deras berturut selama kurang lebih dua Minggu, air di danau Paniai meluap naik membuat kebun dan rumah milik warga di beberapa kampung terendam.
Kendati demikian, hingga sampai sekarang pemerintah kabupaten Paniai dalam hal ini dinas terkait Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Paniai dan Dinas Sosial kabupaten Paniai belum juga turun memantau langsung ditempat kondisi setiap warga yang terkena musibah luapan air danau Paniai tersebut.
Baca Juga: Dua Minggu Hujan Deras Hantam Rumah dan Kebun Milik Warga di Paniai, Bantuan Belum juga Turun!
Allo F. Yeimo, pendamping sosial, sangat sesalkan sikap diam ditunjukkan para petinggi daerah dari dua dinas itu yang dinilainya telah lalai dalam melakukan tangkap darurat secara cepat dan tepat.
“Sampai sekarang dinas BPBD dan dinas Sosial masih diam. Jangankan turun kasih bantuan, (turun) ambil data di lapangan saja belum. Sayang sekali karena rumah dan terutama itu kebun masyarakat sudah terendam dari satu Minggu lalu setelah satu Minggu sebelumnya hujan deras turun terus,” ucapnya ketika diminta keterangan di Madi, Paniai, Kamis (11/4/2024).
Dari pantau langsung olehnya, hasil kebun milik warga dibeberapa kampung antara distrik Bibida dan distrik Paniai Timur yang terendam diantaranya, kebun ubi, keladi, sayur-mayur dan juga kolam ikan.
“Air memang sudah turun sekarang. Tapi hasil kebun yang sudah terendam air tetap akan membusuk. Saya sudah turun lihat langsung atas inisiatif saya sendiri. Artinya, masyarakat yang punya kebun terendam ini sudah kehilangan sumber makanan sehari-hari. Mereka sekarang dalam keadaan terdampak kelaparan. Mereka harus ditolong,” ucapnya.
Baca Juga: Tekan Harga Sembako Jelang Lebaran, Pemkab Paniai Gelar Pasar Murah
Tidak hanya di kampung-kampung itu, kata dia, dari informasi didapat, hampir semua kebun milik warga di kampung lain yang terdapat disepanjang pinggiran danau juga terendam air seperti di distrik Wege Muka, Fajar Timur dan Topiyai.
“Tapi yang jelas kemungkinan besar, semua kebun milik masyarakat yang ada di pinggiran danau paniai pasti tergenang air,” tuturnya.
Baca Juga: RPHAM Papua Nilai Pembungkaman Ruang Demokrasi di Nabire Langgar UU Berpendapat Dimuka Umum
Dia berharap untuk itu dinas BPBD dan dinas Sosial segera lakukan pemantauan untuk selanjutnya bantuan berupa makanan siap saji yang bisa menjamin beberapa waktu kedepan dapat disalurkan sesuai data korban luapan diambil.
“Nah, kalau misal pemerintah setempat tidak bisa, kan sesuai data yang ada bisa minta bantuan ke provinsi atau ke kementerian terkait di pusat supaya warga yang terdampak bisa dibantu. Kenapa? Karena dinas sosial provinsi sempat minta data tapi harus ada dukungan dari pemerintah sini dulu berupa laporan atau permohonan supaya bantu dari provinsi bisa turun,” terangnya.
Baca Juga:BreakingNews: Massa Aksi Damai di Nabire Paksa Dibubarkan Polisi
Amatus Songgonau, tokoh masyarakat di distrik Bibida, ketika dihubungi via telepon seluler, mengaku sudah mendata beberapa masyarakat berdasarkan kepala keluarga di wilayah itu yang kebunnya benar-benar telah terendam air.
“Sementara ini kami cacat ada 20 kepala keluarga. Mereka ini korban parah. Karena beras terus ubi yang mereka taruh dalam rumah, tambah lagi dengan kebun mereka diluar, semua tergenang dan hanyut terbawa air,” ungkapnya.
Baca Juga: Dewan Pers: Asosiasi Wartawan Papua Harus Tetap Eksis
Dari 20 kepala keluarga itu, disebutkan, tiga keluarga (bapak, ibu dan anak-anak) telah mengungsi ke kerabat keluarganya karena rumah tidak bisa ditempati lagi. Mereka berasal dari kampung Dama-Dama dan kampung Bibida.
“Kewalahan sekarang hanya makanan. Kami harap sekali pemerintah bisa cepat kasih turun bantuan berupa makanan ke sini karena itu keluarga korban ini ada tunggu-tunggu sekarang, kapan bantuan datang,” pintanya berharap.
Baca Juga: Kantor BPBD Terbakar, Kapolres Dogiyai: Personil Sudah Ke TKP
Isak Kedepa, salah satu warga dari distrik Fajar Timur juga mengaku ketika dihubungi via telepon seluler, banjir besar telah mengakibatkan semua rumah warga, kebun dan kandang ternak jadi korban.
“Lebih-lebih itu di tiga kampung, di kampung Bodatado, kampung Yabo l, kampung Yabo ll dan kampung Ganiyakataka. Tolong cepat pemerintah turunkan bantuan. Semua-semua kami sudah tidak punya,” ujarnya penuh harap.
Baca Juga: Ini Tujuan Berdirinya Asosiasi Wartawan Papua
Terkait bantuan, Aleks Yogi, kepala dinas BPBD Paniai mengatakan pihaknya sementara lagi melakukan pendataan dengan menunggu laporan langsung dari masyarakat Paniai yang menjadi korban luapan air danau Paniai maupun kali atau sungai yang ada.
“Sementara ini yang lagi kami lakukan pengumpulan data korban langsung dari masyarakat terdampak,” ujarnya ketika dihubungi melalui telepon WhatsApp.
Editor: Terianus