NABIRE, JELATANEWSPAPUA.COM – Polemik seputar dualisme kepemimpinan dalam tubuh Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Provinsi Papua Tengah mencuat ke publik setelah munculnya Konferda versi Mince Mofu yang digelar pada 26–27 Mei 2025 di Aula Guest House Nabire. Namun kegiatan ini justru menuai penolakan dari sebagian pengusaha lokal yang menganggap Konferda tersebut tidak sah secara organisasi maupun representasi adat.
“Kami sebagai kontraktor anak asli Papua Tengah tidak menerima Konferda versi Vince Mofu. Undang-Undang Otonomi Khusus Nomor 21 Tahun 2021 menegaskan bahwa kepemimpinan organisasi harus berasal dari anak negeri sendiri,” tegas Inbetus Pigai, Koordinator Lapangan aksi penolakan, dikutip dari Nabire.Net, Selasa (27/5/2025).
Menurut Inbetus, KAPP Provinsi Papua Tengah secara sah telah melaksanakan Konferda pada 23 Januari 2025 di Aula RRI Nabire. Dalam konferda tersebut, Yosephina Pigai dilantik sebagai Ketua KAPP Papua Tengah dan pelantikannya disaksikan langsung oleh Asisten I Setda Papua Tengah, Menase Pigai, SE, MM, mewakili Gubernur.
Menanggapi polemik tersebut, Fience Levina Mofu, menyatakan dirinya sebagai Ketua KAPP Papua Tengah, menegaskan bahwa tidak ada dualisme kepemimpinan di tubuh organisasi. Ia menyebut bahwa persoalan sebenarnya sudah dimediasi oleh pemerintah daerah.
“Sebenarnya tidak ada dualisme. Kami berdua, saya dan Ibu Yosephina, sudah dimediasi langsung oleh pemerintah. Kami diberikan tugas berbeda tapi tetap bekerja dalam satu wadah yang sama,” jelas Fience melalui pernyataan tertulis yang diterima JNP, Kamis (5/6/2025).
Dalam hasil mediasi tersebut, lanjut Fience, telah disepakati bahwa Yosephina Pigai bertanggungjawab di Bidang Konstruksi, sementara Fience Mofu menangani Koperasi dan UMKM. Kedua bidang itu berada dalam satu struktur KAPP yang sama dan harus saling berkoordinasi.
“Organisasi KAPP ini adalah rumah besar bagi semua pengusaha asli Papua (OAP) di atas tanah Papua. Jadi tidak seharusnya ada konflik atau pengkotak-kotakan,” tegasnya.
Fience juga menyoroti adanya pihak-pihak tertentu yang mencoba memperkeruh situasi dengan memanfaatkan isu dualisme demi kepentingan pribadi.
“Kalau ada yang terus memainkan isu dualisme, saya kira itu hanya untuk mengacaukan. Tujuan kita adalah memberdayakan pengusaha asli Papua, bukan memecah belah,” ujarnya.
Menutup pernyataannya, Fience mengimbau agar seluruh anggota KAPP Papua Tengah tidak terprovokasi oleh isu-isu liar. Ia mengajak semua pengusaha untuk lebih fokus mempersiapkan diri secara profesional agar dapat bersaing secara sehat dalam dunia usaha.
“Mari kita siapkan mental dan legalitas perusahaan masing-masing. Kita harus siap bersaing secara profesional, bukan saling menjatuhkan,” tutupnya.
KAPP Papua Tengah diharapkan menjadi wadah inklusif bagi seluruh pengusaha asli Papua, sekaligus mitra strategis pemerintah dalam mendorong pembangunan ekonomi berbasis kearifan lokal.