NABIRE, JELATANEWSPAPUA.COM — Forum Pegiat Literasi Provinsi Papua Tengah akan menggelar diskusi publik bertema “Mengukur Kemajuan Literasi Menuju Papua Tengah Terang.” Kegiatan ini akan berlangsung pada Rabu, (29/10), di Kantor Gubernur Lama, Jalan Merdeka Nabire, mulai pukul 08.00 WIT hingga selesai.
Menurut Alex Giyai, diskusi ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan Sastra Nasional sekaligus peringatan 1 Abad Pendidikan di Tanah Papua. Forum Pegiat Literasi Papua Tengah mengundang seluruh masyarakat, pegiat literasi, tenaga pendidik, pelajar, dan mahasiswa untuk hadir dalam forum terbuka tersebut.
Ia juga mengatakan kepada media ini, pada Senin (27/10) melalui pesan WhatsApp, kegiatan ini menjadi momentum penting untuk meninjau kembali sejauh mana kemajuan pendidikan dan perkembangan literasi di wilayah Papua Tengah. Forum ini juga diharapkan menjadi ruang evaluasi terhadap perubahan pola pikir, cara belajar, serta kesadaran budaya masyarakat yang terus berkembang.
Alex sebagai moderator berpesan di tengah pesatnya arus digitalisasi dan dominasi bahasa Indonesia, upaya menjaga bahasa daerah dan mengembangkan literasi berbasis konteks lokal menjadi sangat penting. Diskusi ini mengajak semua pihak untuk menempatkan bahasa daerah sebagai akar budaya dan sumber pengetahuan masyarakat Papua Tengah.
Empat narasumber utama akan hadir dalam kegiatan tersebut, yakni Nurhaidah Nawipa, SE (Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Papua Tengah), Stella Theresia U. Misiro, S.Hut (Anggota DPR Komisi V Provinsi Papua Tengah), Bung Mecky (perwakilan Forum Pegiat Literasi Provinsi Papua Tengah), dan Marsel Douw (pengamat pengembangan bahasa daerah di Papua Tengah). Diskusi ini akan dimoderatori oleh Aleks Giyai dan dipandu oleh Theresia Tekege sebagai master of ceremony.
Forum Pegiat Literasi Papua Tengah menegaskan bahwa gerakan literasi harus menjadi jalan untuk meneguhkan identitas dan martabat masyarakat Papua Tengah. Bahasa, sastra, dan pengetahuan lokal harus menjadi kekuatan utama dalam membangun peradaban yang berakar pada nilai-nilai budaya Papua.
Aleks Giyai, moderator diskusi ini, menegaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan ruang terbuka bagi siapa saja untuk berpartisipasi aktif. “Diskusi ini akan lebih menarik bila anda hadir dan memberikan sumbangsih pemikiran tentang perkembangan pendidikan dan gerakan literasi di Provinsi Papua Tengah ini. Mari bergabung,” ujarnya.
Kegiatan ini juga menjadi ajang kolaborasi antara pemerintah, legislatif, dan komunitas literasi di Papua Tengah untuk memperkuat sinergi dalam membangun sistem pendidikan yang inklusif dan berakar pada budaya lokal. Panitia berharap kegiatan ini melahirkan rekomendasi strategis guna memperkuat kebijakan literasi daerah dan mendorong partisipasi masyarakat dalam menghidupkan budaya membaca dan menulis.
Acara ini terbuka untuk umum dan gratis bagi seluruh peserta. Masyarakat dapat mengikuti langsung di lokasi atau melalui siaran langsung di kanal media sosial @TiiruutvOnline dan @hatidimi. Pendaftaran dapat dilakukan melalui nomor kontak +62 852-5620-4282.
Dengan semangat kolaborasi dan kesadaran literasi, Papua Tengah diharapkan menjadi wilayah yang terang dalam pemikiran, kuat dalam budaya, dan maju dalam pendidikan. Literasi adalah cahaya perubahan menuju Papua Tengah yang berpengetahuan dan berdaulat dalam identitasnya.