NABIRE, JELATANEWSPAPUA.COM – Gubernur Papua Tengah Meki F. Nawipa menyatakan situasi keamanan di wilayahnya sudah aman dan damai. Hal itu ia sampaikan saat membuka Sharing Session SindoNews Jurnalisme: Sharpen Your Story di Nabire, Senin (25/8).
“Kita di Papua Tengah ini sudah damai, aman, tentram. Ilaga tidak ada perang, Intan Jaya tidak ada perang. Semua aman. Jadi sekarang bagaimana dengan keamanan yang terkontrol, kita tidak perlu bicara di sosial media bahwa saya sedang mengamankan keamanan. Sudah aman. Dan bagaimana kita maju ke depan,” ujar Nawipa.
Namun, data dari lembaga independen dan suara masyarakat menunjukkan kondisi berbeda di lapangan.
Human Rights Monitor (HRM) melaporkan pada 13 Agustus 2025 bahwa sekitar 12.859 orang masih mengungsi di Intan Jaya dan 2.724 orang di Kabupaten Puncak akibat operasi keamanan yang intens sejak 2021 (HRM, 13 Agustus 2025).
Sementara itu, ACAPS dalam laporan 3 Juli 2025 mencatat jumlah pengungsi internal di Tanah Papua meningkat dari 86.886 orang pada Maret 2025 menjadi 97.650 orang pada Juni 2025. Dua distrik, yakni Hitadipa (Intan Jaya) dan Sinak (Puncak), kini kosong penduduk (ACAPS, 3 Juli 2025).
Dari pemerintah pusat, Menteri HAM Natalius Pigai mengungkapkan pada 8 Juni 2025 bahwa sekitar 60 ribu warga dari dua kabupaten itu telah mengungsi ke kota-kota seperti Nabire dan Timika. Ia menegaskan distrik Sinak dan Hitadipa kini benar-benar tidak berpenghuni (Republika, 8 Juni 2025).
Selain itu, suara mahasiswa juga menyoroti persoalan ini. IPMMI (Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Intan Jaya) dalam aksi di Makassar (14 Maret 2025) menuntut penarikan militer dari wilayah sipil dan menolak rencana eksploitasi tambang emas Blok Wabu (Tabloid Jubi, 14 Maret 2025). Sementara itu, mahasiswa Puncak bersama tim investigasi mendesak DPR Papua Tengah agar menghentikan pendropan pasukan TNI serta mengusut kasus mutilasi warga sipil di Puncak (Februari 2025, Jubi.id).
Dengan adanya perbedaan antara pernyataan resmi pemerintah daerah dan data lapangan dari lembaga independen serta suara mahasiswa, situasi Papua Tengah masih menyisakan pertanyaan besar: apakah benar sudah aman, ataukah keamanan masih rapuh bagi masyarakat sipil?