Oleh: Elias Awekidabi Gobay
Di jantung wilayah Paniai, tepatnya di Kugowapa, Distrik Bibida, terbentang hamparan alam indah yang berpadu dengan kekayaan sejarah iman Katolik. Lokasi ini menjadi pusat dari beberapa stasi penting seperti Stasi Kugapa Bibida dan Stasi Kugaisiga/Ugidimi yang sejak lama menjadi titik pertumbuhan umat dan pewartaan Injil. Kini, muncul sebuah harapan besar: pembangunan wisata rohani yang akan menjadi pusat ziarah, edukasi iman, dan destinasi wisata berbudaya di Papua Tengah.
Baca Juga: Plt. Inspektur Dogiyai Bagikan DPA dan Nota Tugas kepada Sekretaris dan Empat Irban
Gagasan ini melibatkan Keuskupan Timika, khususnya Dekenat Paniai, yang memayungi stasi-stasi di wilayah ini, serta Pemerintah Provinsi Papua Tengah dan Pemerintah Kabupaten Paniai sebagai mitra pembangunan. Selain itu, tokoh umat, pastor paroki, serta masyarakat adat setempat berperan penting dalam memastikan wisata rohani ini lahir dan berkembang sesuai nilai budaya dan iman Katolik.
Baca Juga: Orang Muda Papua: Antara Harapan Gereja dan Kenyataan Kematian
Pembangunan Pusat Wisata Rohani Kugowapa akan mencakup:
Taman Doa Rosario di lereng bukit yang menghadap Danau Paniai.
Kapel Adorasi dan jalan salib dengan ornamen adat Mee.
Museum Misi Katolik Paniai yang merekam sejarah karya pewartaan di Stasi Kugapa, Kugaisiga/Ugidimi, dan stasi lain di Bibida.
Baca Juga: Bupati Nabire Ancam Tindak Tegas Pelaku Begal
Penginapan peziarah serta area perkemahan rohani untuk OMK dan kelompok kategorial.
Sentra kerajinan tangan dan kuliner khas Mee untuk menghidupkan ekonomi lokal.
Usulan ini diharapkan bisa masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Papua Tengah 2026–2030 serta program pastoral Keuskupan Timika lima tahun ke depan. Tahap awal perencanaan dapat dimulai tahun 2025, sementara pembangunan fisik diharapkan berjalan 2026–2027.
Baca Juga: KONI Paniai 2025–2029 Resmi Dilantik, Siapkan Atlet Muda Menuju PON 2028
Lokasi utama adalah Kugowapa, Distrik Bibida, Kabupaten Paniai, yang berada di jalur strategis menuju pusat kota Enarotali. Kawasan ini dikelilingi panorama alam khas Pegunungan Papua dan menjadi pintu masuk ke wilayah stasi-stasi yang punya sejarah misi Katolik yang panjang.
Memperkuat iman umat melalui fasilitas ziarah dan doa yang terintegrasi.
Melestarikan sejarah misi Katolik di tanah Mee dan Migani
Mendorong ekonomi lokal melalui pariwisata berbasis rohani dan budaya.
Menarik peziarah dari luar daerah, baik nasional maupun internasional.
Baca Juga: TPNPB Mengutuk Penembakan Pelajar di Dogiyai, Satu Tewas Dua Kritis
Menjadi warisan iman bagi generasi muda Papua.
1. Kerja sama resmi antara Keuskupan Timika, Pemprov Papua Tengah, dan Pemkab Paniai.
2. Studi kelayakan oleh tim gabungan pastoral dan perencana daerah.
3. Partisipasi masyarakat adat dalam perancangan ornamen dan tata ruang.
4. Penggalangan dana dari APBD, bantuan Gereja Katolik universal, dan donasi umat.
5. Pengelolaan berkelanjutan oleh tim pastoral paroki dan badan usaha milik gereja untuk memastikan keberlanjutan operasional.
Harapan dan Ajakan,
“Ini bukan hanya soal membangun bangunan, tetapi membangun pusat iman yang menjadi sumber berkat bagi semua,” ujar salah satu tokoh umat dari Stasi Kugaisiga/Ugidimi. Harapan ini juga disuarakan oleh umat di Stasi Kugapa Bibida, yang melihat potensi wisata rohani sebagai penggerak iman dan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga: Tiga Organisasi Mahasiswa Papua di Jayapura Gelar Turnamen Voli
Dengan kolaborasi nyata antara pemerintah dan gereja, wisata rohani di Kugowapa Bibida dapat menjadi ikon baru Papua Tengah—tempat di mana alam, budaya, dan iman berpadu dalam harmoni.
Penulis adalah Aktivis gereja Keuskupan Jayapura