ILAGA, JELATANEWSPAPUA.COM – Markas Pusat KOMNAS TPNPB menerima laporan dari pasukan mereka di Ilaga, Kabupaten Puncak. Laporan itu menyebut adanya peningkatan operasi militer oleh TNI sejak Jumat pagi, (04/07)
Operasi berlangsung di Kampung Pinapa, Distrik Omukia, dan dimulai sekitar pukul 05.00 WIT. Tepat pukul 06.00, tiga unit rumah warga dilaporkan telah dibakar.
Situasi ini membuat warga ketakutan dan memilih mengungsi sejak 2 Juli 2025. Hingga hari ini, pembakaran rumah masih terjadi.
Menurut laporan, belum ada kontak senjata antara TPNPB dan TNI selama operasi berlangsung. Namun aktivitas militer menimbulkan keresahan warga sipil.
TPNPB menghimbau Presiden Prabowo dan jajaran menghentikan pembakaran rumah warga. Mereka juga meminta Panglima Kodam XVII Cenderawasih menghentikan kekerasan terhadap masyarakat sipil.
TPNPB menyebut pengerahan pasukan hanya menyebabkan korban warga sipil. Mereka menilai tindakan ini sebagai pelanggaran HAM dan bentuk kejahatan kemanusiaan.
Markas TPNPB juga menolak pendirian kantor presiden dan bangunan baru di Papua. Mereka menegaskan bahwa rakyat Papua menginginkan kemerdekaan, bukan pembangunan.
TPNPB menyatakan sikap seluruh komando daerah pertahanan di Papua. Mereka menolak seluruh kebijakan pemerintah Indonesia yang dianggap membawa genosida, etnosida, dan ekosida.
Mereka mengajak seluruh rakyat Papua untuk bersatu mempertahankan alam dan manusia Papua. Seruan ini ditujukan untuk melawan tekanan dari negara yang mereka sebut kolonial Indonesia.
Siaran pers ini disampaikan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom. Bertanggal Jumat, 4 Juli 2025.
Dokumen ini ditandatangani oleh empat pimpinan utama TPNPB. Mereka adalah Jenderal Goliat Tabuni, Letjen Melkisedek Awom, Mayjen Terianus Satto, dan Mayjen Lekagak Telenggen