JAYAPURA, JELATANEWSPAPUA.COM – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-17 Komite Nasional Papua Barat (KNPB), Nieuw Guinea Raad (NGR) mengeluarkan seruan resmi yang menegaskan pentingnya persatuan nasional dan konsolidasi perjuangan rakyat Papua di tengah dinamika politik yang terus berkembang.
Peringatan ini dikeluarkan bertepatan dengan momentum historis aktivasi KNPB pada 19 November 2008 -19 November 2025, yang disebut sebagai kelanjutan dari mandat Komite Nasional Papua (KNP) 1961.
Dalam pernyataan resminya, Ketua NGR Aminus Balingga menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada KNPB, sekaligus menegaskan bahwa hari ini menjadi simbol kebangkitan perlawanan rakyat Papua yang semakin matang dan terorganisir.
KNPB dan Peran Historisnya dalam Konsolidasi Perlawanan
NGR menyebut keberadaan KNPB tidak dapat dipisahkan dari situasi nasional tahun 2008, ketika terjadi eksodus besar mahasiswa Papua dari berbagai kota di Indonesia yang kemudian bergabung dengan aktivis dan masyarakat di Jayapura. Langkah tersebut menghasilkan proklamasi “Papua Zona Darurat” dari Sentani dan pembentukan KNPB di bawah kepemimpinan Buchtar Tabuni dan Victor F. Yeimo.
Sejak berdiri, KNPB menghadapi rentetan tekanan, seperti penangkapan Buchtar Tabuni pada 1 Desember 2008, penembakan yang menewaskan Mako Tabuni pada 14 Juli 2012, korban jiwa dalam aksi damai di Nabire, serta kriminalisasi berulang terhadap para pemimpin dan aktivisnya. Meski demikian, NGR menilai KNPB selalu menunjukkan ketangguhan politik dengan memastikan estafet kepemimpinan tidak pernah terhenti.
Kongres I KNPB pada 19–22 November 2010 turut mempertegas mandat politik perjuangan melalui penegasan referendum sebagai jalan demokratis penyelesaian status politik West Papua, pembentukan Dewan Nasional, serta pendirian Parlemen Rakyat Daerah (PRD) yang kemudian berkembang menjadi Parlemen Nasional West Papua (PNWP), kini berada dalam kerangka representasi Nieuw Guinea Raad.
Kontribusi KNPB dalam Rekonsiliasi dan Diplomasi Internasional
Dalam seruannya, NGR menyoroti peran penting KNPB dalam mendorong penyatuan tiga faksi besar perjuangan bangsa Papua PNWP, WPNCL, dan NRFPB yang kemudian melahirkan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) pada 6 Desember 2014 di Port Vila, Vanuatu.
Menurut NGR, konsistensi dan pengorbanan KNPB telah menjadi energi politik bagi gerakan diplomasi internasional seperti IPWP, ILWP, serta jaringan solidaritas global lainnya.
Selama 17 tahun, KNPB dinilai telah menjadi kekuatan politik-sipil yang berkarakter kolektif, patriotik, serta berlandaskan nilai budaya Melanesia dan keyakinan religius masyarakat Papua. KNPB juga dikenal menempatkan rakyat sebagai subjek utama perjuangan dan menolak segala bentuk eksploitasi kolonial maupun kapitalis di tanah Papua.
Seruan Resmi Nieuw Guinea Raad
Dalam seruannya, NGR menyampaikan enam poin utama:
- Kembali pada roh dasar KNP 1961, yaitu persatuan politik, disiplin perjuangan, dan konsolidasi nasional di atas kepentingan kelompok atau faksi.
- Menjaga netralitas KNPB terhadap perbedaan antar faksi demi kepercayaan rakyat dan pemulihan kedaulatan politik Papua secara bertanggung jawab.
- Pengakuan kontribusi historis KNPB sebagai kekuatan sipil terbesar yang menjaga kesinambungan perjuangan 1961 dan menolak kekerasan.
- Penegasan perlunya pusat representasi politik yang rapi, sehingga seluruh komponen perlawanan dua versi ULMWP, TPNPB, jaringan internasional, tokoh agama, hingga basis rakyat kembali pada mandat 1 Desember 1961.
- Mengajak KNPB memperkuat Nieuw Guinea Raad sebagai lembaga politik representatif bangsa Papua menuju mekanisme hukum internasional.
- Meminta generasi 2008–2025 menjaga kemurnian arah perjuangan, menjauhi konflik internal, dan kembali pada jalur perjuangan yang independen serta bermartabat.
NGR menegaskan bahwa bangsa Papua tengah berada pada “titik kritis” yang membutuhkan persatuan visi, penataan strategi nasional, dan persiapan menuju agenda politik internasional yang lebih besar. Karena itu, penyatuan kekuatan perjuangan dipandang sebagai syarat mutlak bagi keselamatan rakyat dan masa depan bangsa Papua.
Penghargaan kepada Para Aktivis dan Pejuang
Menutup seruannya, NGR menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para pemimpin, kader, dan aktivis KNPB sejak 2008 baik yang gugur, dipenjara, maupun tetap bertahan di garis perjuangan hingga saat ini.
“Dengan penuh hormat dan kesadaran historis, Nieuw Guinea Raad mengundang KNPB untuk melangkah bersama memperkuat rumah bangsa, memurnikan jalur perjuangan, dan mempersiapkan proses penyelesaian status politik West Papua melalui mekanisme hukum internasional yang sah dan terhormat,” demikian pernyataan resmi yang ditandatangani Ketua NGR, Aminus Balingga.