DOGIYAI, JELATANEWSPAPUA.COM – Pemerintah Distrik Kamuu bersama berbagai elemen masyarakat membahas pentingnya akses pendidikan di Kampung Mauwa dan Dikiyouwa. Pertemuan digelar di SD YPPGI Bukapa, Doutou, Dogiyai, Papua Tengah, Jumat (05/09).
Rapat yang diprakarsai Pemerintah Distrik Kamuu bersama PSW YPPGI itu dihadiri kepala kampung Mauwa dan Dikiyouwa, kepala sekolah, guru senior, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh gereja, ASN, orang tua, serta masyarakat.
Suasana pertemuan berlangsung serius. Hampir semua pihak sepakat bahwa akses pendidikan di kampung sangat penting demi masa depan anak-anak. Pendidikan dipandang sebagai pintu utama untuk membawa perubahan.
Kepala Distrik Kamuu, Markus Auwe, menyampaikan apresiasi atas partisipasi warga. Ia menekankan, pendidikan harus menjadi perhatian bersama, bukan hanya tanggung jawab pemerintah.
“Ke depan, pertemuan seperti ini akan kami lakukan juga di sekolah-sekolah lain. Laporan dan masukan dari masyarakat akan menjadi dasar kebijakan di tingkat distrik,” ujar Markus.
Markus menambahkan, forum ini sekaligus menjadi ruang untuk mendengar langsung suara masyarakat, terutama kendala pendidikan di kampung. Ia menilai, catatan itu penting sebagai pijakan dalam perumusan kebijakan.
Sekretaris Kampung Mauwa, Damianus Tebai, juga menyampaikan pandangannya. Ia menekankan perlunya fungsi kontrol dari semua kalangan agar kegiatan belajar mengajar berjalan baik.
“Harus ada fungsi kontrol dari semua kalangan demi memajukan kampung, distrik, dan kabupaten. Catatan sejarah juga penting, misalnya saat perang di Nagasaki dan Hiroshima, berapa guru yang selamat? Itu menjadi pelajaran berharga,” kata Damianus.
Ia menegaskan, masyarakat tidak boleh lepas tangan. Guru dan sekolah perlu mendapat dorongan dan pengawasan agar tugas mereka benar-benar dijalankan.
Pertemuan juga menyinggung masa depan anak-anak SMA yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi. Para tokoh sepakat memberikan dukungan penuh, terutama bagi mereka yang berinisiatif kuliah di Fakultas Keguruan.
Menurut para tokoh, lulusan Fakultas Keguruan kelak diharapkan kembali dan mengabdi di kampung. Dengan begitu, kebutuhan guru di daerah terpencil bisa lebih cepat terpenuhi.
Tokoh pemuda dan perempuan juga menambahkan perspektif mereka. Menurut mereka, pendidikan bukan sekadar kemampuan baca tulis, tetapi juga pembentukan karakter dan kemandirian generasi muda.
Tokoh gereja yang hadir mengingatkan, pendidikan dan iman harus berjalan beriringan. Gereja siap mendukung upaya masyarakat memperkuat pendidikan sebagai dasar pembangunan manusia.
Guru-guru senior memberikan masukan terkait minimnya fasilitas belajar. Mereka menilai, sarana pendukung sangat penting agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman.
Sementara itu, para orang tua sepakat lebih aktif mendukung anak-anak di rumah. Mereka menyadari, keberhasilan pendidikan tidak hanya bergantung pada sekolah, tetapi juga peran keluarga.
Pertemuan ditutup dengan komitmen bersama untuk menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama di Kampung Mauwa dan Dikiyouwa. Warga berharap kesepakatan ini tidak berhenti pada rapat, tetapi diwujudkan dalam aksi nyata.