DOGIYAI,JELATANEWSPAPUA.COM- Pemuda Katolik Komisariat Cabang (Komcab) Dogiyai mengecam keras praktik penjualan minuman keras di wilayah Dogiyai yang dinilai menjadi pemicu utama terjadinya insiden kericuhan di Moanemani, Minggu (10/08). Mereka juga mengutuk keras tindakan aparat keamanan yang melepaskan tembakan secara membabi buta, yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan luka-luka di kalangan pemuda.
Kejadian berawal pada pukul 14.00 WIT di ujung Lapangan Terbang Moanemani, saat sekelompok orang yang mengonsumsi minuman keras mengganggu seorang pedagang warga pendatang. Informasi tersebut cepat menyebar di tengah keramaian, karena saat itu banyak warga sedang mengikuti latihan gerak jalan di lapangan terbang Moanemani.
Di lokasi tersebut kemudian terjadi aksi saling mengganggu antara sekelompok pemuda dan oknum anggota Kesatuan Paskhas TNI Angkatan Udara yang bertugas di lapangan terbang. Sekitar pukul 17.00 WIT, dua remaja asal Dogiyai menjadi korban tembakan, yakni Yuvensius Degei (14), yang terkena peluru di bahu dari belakang hingga tembus ke depan, dan Edion Tebai (14) yang mengalami luka serupa.
Ketegangan terus berlanjut hingga malam hari. Pada sekitar pukul 22.00 WIT di Kampung Ekemanida,Kamu, Dogiyai, seorang pelajar SMP, Martinus Tebai (14), tewas di tempat setelah terkena tembakan di bagian paha samping hingga tembus ke area kemaluan. Bentrokan antara pemuda dan aparat keamanan berlangsung hingga dini hari, dan dilaporkan masih ada korban lain yang datanya belum terhimpun secara lengkap.
“Kami akan melakukan pendataan terhadap seluruh warga, baik pendatang maupun warga asli Dogiyai,” ujar pernyataan resmi Pemuda Katolik Komcab Dogiyai.
Melihat kronologi tersebut, Pemuda Katolik menegaskan bahwa peredaran minuman keras kerap menjadi akar persoalan kericuhan di wilayah itu. “Minuman keras sedang marak di Moanemani. Kami juga mengecam keras aparat keamanan yang menembak secara membabi buta terhadap pemuda. Seharusnya, aparat mengedepankan pendekatan humanis. Ini Dogiyai, bukan binatang yang bisa ditembak sembarangan,” demikian pernyataan mereka.
Pemuda Katolik Komcab Dogiyai mengajak semua pihak untuk membuka ruang dialog terkait peredaran miras di Dogiyai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
“Ini manusia yang ditembak mati, seolah-olah seperti binatang,” tegas mereka.