SENTANI, JELATANEWSPAPUA.COM – Dalam rangka memperingati 64 tahun Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat), Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Sentani menggelar rangkaian kegiatan Pendidikan Politik, pemutaran film perjuangan, pemasangan lilin, serta diskusi rakyat pada Kamis (19/12).
Kegiatan tersebut dilaksanakan serentak di lima titik, yakni Pasar Lama Matoa, Sereh, Sosial–Taruna, Kemiri, dan Sabron, Sentani Barat. Pendidikan politik dipandu langsung oleh jajaran pengurus KNPB Wilayah Sentani sebagai bagian dari agenda penyadaran rakyat dan upaya “menolak lupa” atas Tragedi Operasi Trikora.
Juru Bicara KNPB Sentani, Nhofis Esema, mengatakan bahwa pendidikan politik menjadi prioritas organisasi sejak awal masa kerja kepengurusan, sejalan dengan arahan KNPB Pusat.
“Peringatan 64 tahun Operasi Trikora ini kami jadikan momentum pendidikan dan refleksi kolektif rakyat. Tema yang kami usung adalah ‘Tiada Penindasan Kolonialisme Tanpa Kebencian’, sebagai bentuk sikap politik menolak lupa atas sejarah dan dampaknya bagi rakyat Papua,” ujar Nhofis Kepada Jelata News Papua.
Menurutnya, antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Berbagai komponen rakyat pejuang turut hadir, termasuk warga Indonesia di Papua yang diundang untuk mengikuti refleksi bersama melalui pemutaran film perjuangan dan pemasangan lilin.
Rangkaian kegiatan dimulai pukul 15.00 hingga 18.00 WIT secara bersamaan di masing-masing titik, kemudian dipusatkan di satu lokasi sentral untuk pemasangan lilin dan pemutaran film bersama. Seluruh agenda berakhir sekitar pukul 22.05 WIT.
Pada kegiatan di titik sentral, hadir pula perwakilan pengurus KNPB Pusat, Warpo Sampari Wetipo, selaku Ketua I KNPB, yang memberikan pemahaman politik kepada rakyat dalam sambutannya. Selain itu, jajaran pengurus sektor dan pengurus KNPB Wilayah Sentani juga turut hadir.
Usai kegiatan, KNPB Sentani menyampaikan stegmen tuntutan dan pesan seruan kepada publik. Tuntutan tersebut antara lain mendesak penghentian operasi militer di Tanah Papua, penarikan militer organik dan non-organik, penghentian serangan udara dan penggunaan bom terhadap warga sipil, penyelesaian kasus pelanggaran HAM, pembukaan akses jurnalis asing ke Papua, serta pelaksanaan referendum dan pemberian Hak Menentukan Nasib Sendiri (HMNS) bagi bangsa West Papua.
Sementara dalam pesan seruan, Ketua Umum KNPB Wilayah Sentani, Sadrakcs Lagowan mengajak rakyat Papua Barat untuk bersatu dalam koridor perlawanan, mendorong pengorganisasian rakyat Tabi di Sentani, serta mengajak rakyat Indonesia di Papua khususnya di Sentani untuk bersama melawan kolonialisme tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku, bahasa, dan budaya.
“Kami membuka ruang seluas-luasnya bagi siapa pun yang memiliki hati nurani untuk berjuang secara kolektif demi Hak Menentukan Nasib Sendiri bagi rakyat bangsa West Papua,” tegas ketua KNPB Sentani.
Segmen Tuntutan Kepada NKRI :
- Negara Republik Indonesia diminta segera menghentikan operasi militer di Tanah Papua.
- Menarik militer organik dan non-organik dari seluruh wilayah Papua, dari Sorong hingga Merauke.
- Menghentikan penyerangan terhadap rakyat sipil, termasuk penggunaan bom dan serangan udara.
- Menuntaskan kasus-kasus pelanggaran HAM akibat militerisme di Tanah Papua.
- Menuntut tanggung jawab Indonesia, Belanda, dan Amerika Serikat atas dampak operasi militer terhadap bangsa Papua.
- Membuka akses bagi jurnalis asing untuk masuk ke Papua.
- Melaksanakan referendum sebagai jalan tengah penyelesaian konflik di Papua Barat.
- Memberikan hak penentuan nasib sendiri bagi bangsa West Papua.
Pesan KNPB Sentani Kepada Rakyat Papua
- Mengajak rakyat Papua Barat untuk bersatu dalam koridor perlawanan.
- Mendorong rakyat Tabi di Sentani untuk terorganisir dalam perjuangan bersama KNPB maupun organisasi perjuangan lainnya.
- Mengajak seluruh rakyat Indonesia di Papua, khususnya di Sentani, untuk bersama-sama melawan kolonialisme tanpa memandang perbedaan ras, agama, suku, bahasa, dan budaya.
- Menyerukan agar momentum hari-hari bersejarah bangsa West Papua terus diperingati melalui aksi-aksi rutin perlawanan.
- Membuka ruang bagi seluruh pihak yang memiliki nurani untuk memperjuangkan Hak Menentukan Nasib Sendiri (HMNS) bagi rakyat West Papua.
Kegiatan ditutup dengan seruan “Menolak Lupa – Rawat Ingatan” sebagai penegasan sikap politik KNPB Sentani dalam memperingati 64 tahun Operasi Trikora (19 Desember 1961–2025).