Oleh: Selpius Bobii
Tentara Nasional Indonesia (TNI) karena takut menghadapi TPNPB sehingga Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pania menjadi “Tameng Manusia” untuk melindungi diri dari serangan TPNPB. Hal serupa dilakukan juga oleh Tentara HAMAS di Gaza. Mereka menjadikan tempat-tempat hunian warga sipil jadi Tameng untuk melindungi diri.
Baca Juga: Segera Hentikan Operasi Tambang Emas Ilegal di Kampung Mogodagi
Berikut ini kesaksian dari seorang petugas kesehatan: “Untuk keselamatan bersama, RSUD Paniai ditutup sementara dengan melihat dinamika situasi Paniai terutama di sekitar RSUD Paniai dijadikan pangkalan militer. Kami karyawan RSUD sangat merasakan traumatis dengan keadaan ini sehingga umat Tuhan kami harap berdoa untuk keadaan RSUD seperti semula karena kami takutkan dimana ada aparat keamanan di situlah jadi sasaran target gangguan keamanan, maka kami merasa bahwa yang jadi sasaran itu dokter, perawat dan seluruh karyawan RSUD dan terlebih khusus pasien pasien yang sedang dirawat”.
Baca Juga: Indonesia Tidak menghormati Ideologi Papua, Rakyat Papua Menolak Pemindahan Makam Theys Hiyo Eluay
Petugas kesehatan itu meminta warga umat jemat untuk berdoa karena rumah sakit bukan pangkalan militer berdoa supaya lingkungan RSUD karena rumah sakit adalah pangkalan orang sakit. Dokter dan perawat patuh pada dasar panggilan sesuai visi dan misi RSUD Paniai. Petugas itu juga memohon berdoa karena TNI telah melanggar kode etik pelayanan terutama melanggar Hukum Humaniter. Sebagai kesimpulan petugas itu mengatakan: “Dunia ini masih ada karena orang benar masih ada”.
Baca Juga: Selalu Bermimpi Semua Orang Papua Tahu Baca dan Tulis
Pada tanggal 25 Mei 2024 seorang pasien mengabarkan informasi dari RSUD Paniai bahwa lantai 3 RSUD Madi di Enarotali Kabupaten Paniai telah ditempati dan dipenuhi TNI. Para pasien di RSUD Paniai disuruh pulang karena TNI telah menempati RSUD sebagai markas pertahanan TNI untuk hadapi TPNPB OPM.
Koordinator JDRP2