JAYAPURA, JELATANEWSPAPUA.COM – Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Kodap VIII Intan Jaya mengklaim telah melakukan eksekusi terhadap seorang warga bernama Joni Hendra, yang disebut sebagai agen intelijen militer Indonesia di Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah, Jumat (25/07), sekitar pukul 14.00 WIT.
Dalam siaran pers resmi ke-III yang diterbitkan oleh Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, disebutkan bahwa eksekusi tersebut dipimpin langsung oleh Kolonel Apeni Kobogau, Wakil Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya, bersama jajaran komandan dan pasukan dari Batalion Agin Bulan.
Joni Hendra disebut oleh pihak TPNPB sebagai salah satu agen intelijen yang menyamar sebagai pedagang kios di Sugapa. Menurut Kolonel Apeni, korban kerap dikunjungi oleh aparat militer Indonesia dan diduga memiliki keterlibatan dalam pelaporan yang mengakibatkan terbunuhnya tokoh TPNPB, Mayor Enos Tipagau.
“Yang bersangkutan sudah lama kami pantau. Ia dikenal dekat dengan aparat militer dan terbukti memberikan informasi yang berdampak pada kematian tokoh kami,” ujar Apeni Kobogau dalam pernyataannya.
Selain itu, TPNPB juga mengaku bertanggung jawab atas penembakan dua aparat militer di Bandara Bilogai sehari sebelumnya. Pihak TPNPB menyebut bahwa mereka secara terbuka telah membuka medan perang di Sugapa dan menyerukan agar seluruh aktivitas masyarakat sipil dan pemerintahan dihentikan sementara waktu demi alasan keamanan.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB juga mengeluarkan imbauan tegas kepada aparat militer Indonesia untuk tidak memasuki rumah-rumah warga sipil di wilayah konflik. Mereka memperingatkan bahwa tindakan tersebut berpotensi menimbulkan korban tambahan di kalangan masyarakat.
“Jika militer tetap menyusup ke rumah warga, kami tidak segan-segan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang kami anggap terlibat,” tulis mereka dalam siaran pers.
TPNPB menyatakan bahwa perjuangan mereka untuk kemerdekaan Papua akan terus berlanjut. Mereka menegaskan bahwa perlawanan bersenjata adalah bentuk sikap politik mereka untuk menuntut pengakuan kemerdekaan dari pemerintah Indonesia.
Hingga berita ini ditayangkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak aparat keamanan terkait insiden tersebut. Kondisi di Sugapa dan sekitarnya dilaporkan dalam situasi siaga, dengan aktivitas warga dilaporkan menurun drastis.
Siaran pers ini ditandatangani langsung oleh Juru Bicara TPNPB, Sebby Sambom, dan didukung oleh jajaran pimpinan tinggi TPNPB-OPM, antara lain Panglima Tinggi Jenderal Goliat Tabuni, Wakil Panglima Letnan Jenderal Melkisedek Awom, Kepala Staf Umum Mayor Jenderal Terianus Satto, dan Komandan Operasi Umum Mayor Jenderal Lekagak Telenggen.