DOGIYAI, JELATANEWSPAPUA.COM – Seorang warga sipil bernama Gergorius Tekege dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (12/08) di Bomomani, Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Menurut informasi yang diterima Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB, korban diduga keracunan setelah mengonsumsi gula dan kopi yang dibelinya dari sebuah kios milik warga pendatang di dekat Kantor Koramil Bomomani.
Baca Juga: TPNPB Mengutuk Penembakan Pelajar di Dogiyai, Satu Tewas Dua Kritis
Laporan yang diteruskan oleh Pasukan Intelijen Sipil (PIS) TPNPB menyebutkan, sekitar pukul 09.00 WIT, korban membeli gula dan kopi di kios tersebut. Sekitar satu jam kemudian, korban menyeduh dan meminum campuran gula dan kopi sesuai takaran. Setelah itu, ia beraktivitas di halaman rumah.
Baca Juga: TPNPB Ancam Serang Militer RI, Protes Pengambilalihan Bandara Bilogai di Intan Jaya
Namun, pada pukul 11.00 WIT, korban mulai merasakan mual, muntah, mengalami kejang-kejang, hingga mengeluarkan busa dari mulut. Nyawa korban tidak tertolong dan ia dinyatakan meninggal dunia di tempat.
Baca Juga: TPNPB Kodap XVI Yahukimo Tembak Satu Anggota TNI dan Tangkap Mata-Mata di Papua
Menanggapi peristiwa ini, Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom mengeluarkan imbauan agar masyarakat Papua, khususnya di wilayah-wilayah yang dikategorikan sebagai zona merah konflik, berhenti membeli atau mengonsumsi makanan dan minuman dari kios-kios milik warga pendatang.
“Rakyat Papua harus waspada. Wilayah seperti Dogiyai, Paniai, Deiyai, Intan Jaya, Puncak Ilaga, Puncak Jaya, Nduga, Lanny Jaya, Maybrat, Pegunungan Bintang, Yahukimo, dan seluruh zona merah berpotensi menjadi target. Kami menilai ada upaya penggunaan racun melalui makanan dan minuman sebagai cara halus untuk memusnahkan orang Papua,” ujar Sebby Sambom dalam siaran pers.
Baca Juga: Pastor Paroki, OMK Mauwa, dan Kepala Distrik Kamuu Gelar Misa Requiem untuk Martinus Tebai
TPNPB menuding bahwa tindakan ini merupakan bagian dari strategi “licik” yang diklaim dilakukan oleh negara untuk mengurangi populasi orang Papua demi menguasai tanah dan sumber daya alam di wilayah tersebut. Mereka juga mengaitkan dugaan peracunan ini dengan kasus penembakan dan pembunuhan yang melibatkan aparat keamanan.