NABIRE, JELATANEWSPAPUA.COM – Tokoh masyarakat Papua Tengah, Sebastianus Tebai, menyampaikan kritik terbuka terhadap Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Tengah, Agustinus Anggaibak, S.M. melalui sebuah surat terbuka yang kini menjadi perhatian publik di wilayah tersebut.
Dalam suratnya, Sebastianus menilai bahwa Ketua MRP Papua Tengah belum menunjukkan kepedulian dan tanggung jawab moral terhadap aspirasi serta penderitaan masyarakat Papua Tengah. Ia menyoroti bahwa beberapa pernyataan publik Agustinus Anggaibak terkesan tidak sensitif terhadap situasi rakyat di tengah kondisi sosial yang penuh tantangan.
“Beberapa pernyataan Bapak di ruang publik justru mencerminkan sikap yang tidak sensitif terhadap penderitaan rakyat,” tulis Sebastianus dalam suratnya, diterima redaksi Selasa (21/10).
“Padahal, MRP adalah lembaga kultural yang dibentuk untuk melindungi hak-hak dasar masyarakat adat, perempuan, dan agama di Tanah Papua bukan sekadar menjadi simbol politik atau alat kepentingan tertentu,” lanjutnya.
Baca Juga : Ketua MRP Papua Tengah: Kehadiran Aparat Keamanan Respon Langsung Konflik Bersenjata, Bukan Sebab Penyebab
Sebastianus juga menegaskan bahwa seorang Ketua MRP seharusnya mampu menjadi teladan dalam perkataan dan tindakan, terutama saat rakyat menghadapi situasi sulit akibat konflik, tekanan ekonomi, maupun ketidakadilan sosial.
“Kata-kata yang keluar dari seorang Ketua MRP seharusnya menyejukkan, menguatkan, dan membangun harapan rakyat bukan sebaliknya,” tegasnya.
Ia pun meminta agar Ketua MRP Papua Tengah melakukan evaluasi menyeluruh atas kinerjanya serta mengembalikan arah perjuangan lembaga sesuai dengan amanat konstitusi dan semangat perjuangan orang asli Papua.
“Rakyat menunggu pemimpin yang mampu berbicara dengan hati, berjuang dengan ketulusan, dan bertindak dengan tanggung jawab moral terhadap sesama orang Papua,” ujar Sebastianus.
Di akhir surat terbukanya, Sebastianus berharap agar MRP Papua Tengah kembali pada roh perjuangan awalnya, yakni menjadi pelindung dan penyambung suara rakyat kecil di seluruh wilayah Papua Tengah.
“Saya berharap Bapak melakukan evaluasi diri dan memperbaiki arah kerja lembaga ini agar kembali pada roh dan tujuan utama MRP: melindungi, mendengar, dan memperjuangkan rakyat Papua Tengah,” tulisnya.
Surat terbuka tersebut kini banyak dibicarakan masyarakat karena dianggap mewakili kekecewaan sebagian warga terhadap peran MRP Papua Tengah yang dinilai belum maksimal dalam memperjuangkan hak-hak dasar orang asli Papua. (*)