INTAN JAYA, JELATANEWSPAPUA.COM — Kontak senjata kembali pecah antara aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat–Organisasi Papua Merdeka (TPNPB–OPM) di sekitar Markas Ekenemba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah.
Dalam keterangan tertulis yang diterima media ini pada Jumat (07/11), Juru Bicara TPNPB–OPM West Papua Army, Yosua Maiseni, mengatakan bahwa kontak senjata ini, merupakan bagian dari apa yang mereka sebut “Operasi Habema.” Menurutnya, pasukan TNI lebih dulu melakukan pengepungan terhadap markas kelompok itu sebelum terjadi baku tembak.
“TNI kepung duluan markas hingga terjadi baku tembak. Tiga pasukan kami gugur dan satu terluka akibat bom yang dijatuhkan melalui drone,” kata Yosua.
Maiseni juga mengklaim sekitar 2.200 personel TNI dikerahkan di wilayah Dogi, Debene, dan Kampung Ekenemba. Ia turut menyebut nama tiga anggota TPNPB–OPM yang tewas, yakni Ayub Joani, Agus Joani, dan Dianus Sani, sementara satu anggota lainnya masih menjalani perawatan.
Situasi keamanan di sekitar lokasi bentrokan dilaporkan memburuk. Yosua menyebut empat gereja di kawasan tersebut menutup aktivitasnya, dan jemaatnya mengungsi ke hutan. Gereja yang disebut adalah Gereja Katolik Ekenemba, Gereja KINGMI Pusage, Gereja KINGMI Kaitawa, dan Gereja KINGMI Peyangelambah.
“Kami minta lembaga kemanusiaan memeriksa keselamatan warga sipil dan juga jenazah pasukan kami di medan Markas Ekenemba,” ujar Yosua menambahkan.
Panglima Tertinggi West Papua Army, Jenderal RR Demianus Magai Yogi, dalam pernyataan terpisah menyerukan agar pemerintah Indonesia membuka ruang perundingan politik dengan pihak United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
“Pemerintah kolonial Indonesia harus membuka perundingan yang netral, diawasi MSG, PIF, dan ACP. ULMWP dan NKRI harus duduk di satu meja demi masa depan Papua Barat,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak TNI maupun Pemerintah Kabupaten Intan Jaya belum memberikan pernyataan resmi mengenai insiden tersebut maupun jumlah pasti korban di lapangan. Jelatanewspapua.com masih berupaya mengonfirmasi kepada pihak terkait untuk mendapatkan klarifikasi lebih lanjut sesuai prinsip jurnalisme berimbang.