NABIRE, JELATANEWSPAPUA.COM – Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) utusan Distrik Wegee Muka, Yufri Kudiai, bersama seluruh lapisan masyarakat di wilayah tersebut resmi menyetujui pembongkaran jalan penghubung antara Distrik Bibida dan Distrik Wegee Muka. Kesepakatan ini dicapai dalam kegiatan sosialisasi yang berlangsung pada Sabtu (04/10) di Kampung Uwamani, mulai pukul 12.09 WIT hingga selesai.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh aparat distrik, tokoh masyarakat, dan perwakilan pemuda dari berbagai kampung di Wegee Muka. Semua peserta yang hadir sepakat bahwa jalan penghubung antara dua distrik tersebut harus segera dibuka kembali untuk memudahkan aktivitas masyarakat.
Dalam sambutannya, Yufri Kudiai menegaskan bahwa masyarakat adalah pelindung alam sejati, sedangkan DPRK memiliki tanggung jawab sebagai pelindung rakyat. Ia mengatakan, persoalan akses jalan antara Bibida dan Wegee Muka sudah lama menjadi perhatian, namun belum terealisasi karena kendala teknis dan medan yang sulit.
Menurut Yufri, pembongkaran jalan ini merupakan langkah awal untuk memperlancar mobilitas masyarakat di wilayah pedalaman. Ia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan sangat penting untuk mendorong kesejahteraan masyarakat di Wegee Muka.
“Dari tahun ke tahun kami sudah pikirkan hal ini, tetapi belum terlaksana,” ujar Yufri dengan tegas. “Selama ini kita terhambat karena jalan yang sulit dijangkau, dan akibatnya aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat menjadi terbatas,” lanjutnya.
Ia menjelaskan bahwa perbaikan akses jalan akan membuka peluang bagi masyarakat untuk mengembangkan hasil pertanian dan meningkatkan perdagangan antarwilayah. Selain itu, akses pendidikan dan kesehatan juga akan menjadi lebih mudah dijangkau oleh warga.
Masyarakat dalam pertemuan itu menyambut baik rencana pembongkaran jalan yang sudah lama mereka harapkan. Mereka berharap agar proyek ini dapat segera direalisasikan dengan melibatkan tenaga kerja lokal dari kampung-kampung sekitar.
Para tokoh masyarakat menilai pembongkaran jalan ini bukan hanya sekadar proyek pembangunan, tetapi juga simbol kebersamaan antara rakyat dan pemerintah. Mereka menganggap langkah ini sebagai bentuk nyata dari perhatian DPRK terhadap kebutuhan masyarakat di daerah terpencil.
Dukungan terhadap pembongkaran jalan datang dari berbagai pihak, termasuk aparat kampung, pemerintah distrik, dan tokoh adat. Semua pihak berkomitmen untuk memastikan agar pelaksanaan pembongkaran berjalan aman dan sesuai rencana.
“Jalan ini sangat penting bagi kami karena menjadi satu-satunya akses keluar masuk wilayah,” kata salah satu tokoh adat saat ditemui usai sosialisasi. “Dengan adanya jalan baru, masyarakat bisa membawa hasil kebun ke pasar tanpa kesulitan,” tambahnya.
Hasil sosialisasi tersebut menegaskan bahwa pembongkaran jalan Bibida–Wegee Muka bukan hanya persoalan teknis, tetapi juga langkah strategis untuk mempercepat pembangunan daerah. Kesepakatan bersama ini diharapkan menjadi dasar kuat bagi pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
Setelah disetujui oleh DPRK dan masyarakat, pengerjaan jalan akan segera dilanjutkan oleh pihak berwenang. Proses ini akan diawasi langsung oleh DPRK bersama tokoh masyarakat agar pelaksanaan proyek berjalan sesuai dengan kebutuhan warga.
Melalui kerja sama yang baik antara masyarakat dan pemerintah, diharapkan jalan Bibida–Wegee Muka dapat segera digunakan untuk menunjang berbagai kegiatan sosial dan ekonomi. Pembukaan akses ini diyakini akan membawa perubahan besar bagi kehidupan masyarakat di wilayah pegunungan tengah Papua.