Dogiyai, Jelatanewspapua.com – Operator Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Dogiyai, Benediktus Goo mengatakan, semua sekolah tidak lagi terima siswa pindahan mulai dari tahun ajaran 2018/2019 mendatang.
Benny, nama akrab Benediktus Goo menjelaskan, telah ada kebijakan penghapusan komponen penambahan siswa dalam aplikasi data pokok pendidikan (Dapodik). Kebijakan tersebut berlaku pada semua jenjang pendidikan.
“Bagi siswa kelas II dan III (SMP, SMA/SMK) akan ditutup di Dapodik. Yang bisa, hanya untuk penerimaan bagi siswa kelas I,” Jelas Benny.
Jika ada siswa yang mau pindah, kata Benny, prosesnya sudah agak rumit. “Sekarang sudah tidak seperti dulu yang pakai surat pindah. Kalau surat pindah banyak orang selalu manipulasi. Tapi, hal itu sudah tidak berlaku lagi,” urai Benny.
Proses perpindahan siswa pada sekolah lain, siswa tersebut harus bawa format B1 surat mutasi siswa dari sekolah asal yang ditujukan kepada kepada sasaran. Format B1 tersebut sudah ada barcode yang berisi tentang NISN siswa bersangkutan, NIS dan sekolah asal siswa tersebut.
“Sekarang siswa tidak bisa langsung masuk di sekolah dan ketemu kepala sekolah saja. Siswa pindahan harus lewat admin kabupaten,” tambah Benny.
Untuk itu, Benny meminta kepada tiap kepala sekolah untuk memastikan agar setiap siswa benar-benar sudah ada didalam Dapodik sekolah masing-masing. Pasalnya, beberapa tahun belakangan sudah ada kasus. Ada siswa yang aktif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, namun data dari siswa tidak ada dalam Dapodik dan siswa tersebut tidak mengikuti UN.
“Kebijakan tersebut sementara belum disampaikan melalui surat edaran, namun kami sudah sampaikan kepada tiap kepala sekolah secara lisan sebanyak dua kali,” ungkap Benny.
Terkait regulasi tersebut, kepala sekolah SMP Negeri 1 Moanemani, Thobias Tigi mengatakan, hal tersebut telah disampaikan pihak dinas dan dirinya akan mengambil langkah cepat dalam mensosialisasikannya.
Tigi berencana dalam waktu yang dekat mengundang seluruh orang tua/wali dari siswanya untuk menjelaskan hal tersebut demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan semua pihak di waktu mendatang.
“Terlebih, anak-anak yang tahun ini akan ujian. Saya sudah sampaikan. Namun, saya juga akan undang orang tua/wali untuk sampaikan secara baik dari jauh-jauh hari,” ujar Tigi.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMA 2, Fredy Yobee mengatakan, mulai tahun ajaran baru, sekolahnya akan tutup untuk siswa pindahan dari sekolah lain. “Saya dan teman-teman guru sudah sepakat untuk mulai tahun ajaran baru kami tidak akan terima siswa pindahan,” kata Fredy.
Fredy menjelaskan, akhir-akhir ini banyak siswa pindahan yang buat banyak masalah. Maka itu, dirinya komitmen untuk menerima siswa murni dari kelas I saja.
Sehingga Fredy meminta kepada siswa yang masih di SMP agar sebelum memilih sekolah harus pertimbangkan baik dan terlebih lagi harus diskusi bersama orang tua. Hal itu penting mengingat kedepan siswa akan kesulitan, jika siswa tersebut punya keinginan untuk pindah sekolah.
Lanjut Fredy, “Maka itu, kami mengimbau siswa yang telah memilih sekolah masing-masing untuk bertahan hingga selesai. Kami sama sekali tidak perkenankan untuk pindah-pindah sekolah.”