NABIRE, JELATANEWSPAPUA.COM – Suara para sopir angkutan lintas di wilayah adat Mee Pago menggema di ruang rapat Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua Tengah. Genius Douw, yang memperkenalkan diri sebagai Ketua Komunitas Sopir Lintas Mee Pago, dengan tegas menyuarakan protes keras terhadap pembatasan pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) yang selama ini mereka alami.
Di hadapan para anggota dewan dan perwakilan Pertamina, Genius Douw menuntut agar para sopir yang melayani masyarakat tidak lagi dihalangi atau dibatasi saat mengisi BBM di SPBU.
Kalau bisa itu jangan batasi, kasih full! tegas Genius dalam forum tersebut, Rabu (15/10), Di aula DPR Papua Tengah. “Kami para sopir untuk anak asli daerah, kami tidak tahu mengenai jual-jual (BBM). Kami tahunya itu melayani masyarakat,” tegasnya.
Dengan pengalaman hampir 20 tahun sebagai sopir, Genius mengaku sudah sangat paham dengan situasi di lapangan. Ia dan rekan-rekannya merasa diperlakukan tidak adil.
Ketua Sopir Mee Pago ini menyoroti dugaan bahwa SPBU justru dikuasai oleh kendaraan-kendaraan yang tidak jelas peruntukannya, sementara mereka yang jelas-jelas bertugas sebagai angkutan umum justru dipersulit.
“Sudah terlalu lama SPBU Pertamina ini dikuasai dengan mobil-mobil yang tidak jelas. Kenapa itu?” tanyanya dengan nada tinggi. Itu tidak apa-apa, kamu punya urusan. Tapi ketika kami masuk, jangan kamu pikiran yang lain-lain. Kalau isi, isi saja!,” ujarnya.
Genius menegaskan bahwa jalan raya adalah kantor bagi para sopir, dan BBM adalah penunjang utama pekerjaan mereka untuk melayani konektivitas antar-daerah di Papua Tengah.
Pembatasan yang terjadi, menurutnya, sangat menghambat pekerjaan mereka dan berdampak langsung pada pelayanan publik serta roda perekonomian.
“Ini kita punya hak. Jalan raya ini saya punya kantor, ini saya punya hak, saya bicara,” ujarnya.
Ia secara langsung meminta kepada para pemangku kebijakan yang hadir, baik dari legislatif maupun pihak Pertamina, untuk segera mengakhiri praktik pembatasan tersebut.
Aspirasi ini disampaikan sebagai representasi dari keluhan dan kesulitan yang dialami oleh seluruh sopir angkutan lintas di wilayah Mee Pago.