DOGIYAI, JELATANEWSPAPUA.COM — Suasana duka menyelimuti rumah keluarga besar Dumupa di Kampung Mauwa,Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah. Tangis dan kesedihan mendalam tak terbendung ketika jenazah Keni Dumupa (21), pemuda asal Mauwa, dibaringkan di rumah duka setelah tewas ditembak oleh aparat keamanan pada Senin malam, (20/10) sekitar pukul 21.00 WIT di Tokapo, Kampung Mauwa.
Pihak keluarga korban menyampaikan desakan kepada Kapolres Dogiyai agar segera mengungkap siapa pelaku penembakan terhadap Keni Dumupa dan menegakkan keadilan tanpa pandang bulu. Mereka menilai kejadian ini merupakan bentuk pelanggaran HAM berat terhadap hak hidup manusia dan harus diusut secara transparan.
Desakan itu disampaikan langsung oleh orang tua korban saat wartawan media ini, melayat ke rumah duka pada Selasa (21/10). Dengan suara bergetar dan mata berkaca-kaca, orang tua korban meminta agar aparat penegak hukum tidak menutup-nutupi kasus ini.
“Keluarga minta Kapolres Dogiyai segera ungkap pelaku yang tembak mati anak kami, Keni Dumupa, pada malam hari sekitar jam 9 di Tokapo, Kampung Mauwa,” ujar orang tua korban dengan penuh harap.
“Kami mau keadilan ditegakkan, karena nyawa manusia bukan hewan, bukan benda yang bisa diambil seenaknya,” tambahnya.
Keluarga juga mengajak para advokat dan aktivis hak asasi manusia (HAM) di Papua maupun di tingkat nasional untuk ikut bersuara dan menekan pihak kepolisian agar mengusut tuntas kasus tersebut. Mereka menilai peristiwa ini tidak bisa dianggap sebagai kejadian biasa karena telah merenggut nyawa seorang anak muda yang masih memiliki masa depan panjang.
“Kami berharap kepada para advokat HAM dan siapa pun yang peduli dengan kemanusiaan agar segera mendesak Kapolres Dogiyai untuk mengungkap pelakunya. Kami juga minta Koalisi HAM di Papua menuntut agar pelaku dicopot dari jabatannya dalam kepolisian,” kata orang tua korban dengan tegas.
Ia juga menegaskan bahwa tindakan kekerasan terhadap warga sipil tidak bisa terus dibiarkan, sebab negara ini menjamin hak hidup dan keadilan sosial bagi setiap warga negara tanpa terkecuali.
“Saya tegaskan supaya pelaku ini dicopot dan diadili sesuai UUD yang menyatakan bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Ini harus kita tegakkan demi kemanusiaan,” tegasnya dengan nada geram.
Sementara itu, salah seorang saksi mata yang berada di lokasi kejadian turut memberikan keterangan kepada media ini. Ia menceritakan bahwa pada malam kejadian, mereka sedang duduk santai bersama korban di Tokapo, Kampung Mauwa. Tiba-tiba terdengar suara tembakan yang mengejutkan mereka.
“Posisi kami lagi santai di Tokapo situ, baru tiba-tiba mobil aparat keamanan datang pantau situasi. Kami belum sempat bicara apa-apa, mereka langsung buang tembakan ke arah kami. Saat itu Keni kena tembak di dada, dia jatuh dan mati di tempat,” jelas saksi mata yang enggan menyebutkan namanya karena alasan keamanan.
Saksi juga menuturkan bahwa setelah tembakan dilepaskan, aparat langsung meninggalkan lokasi tanpa memberikan pertolongan kepada korban. Warga sekitar yang mendengar suara tembakan kemudian datang dan menemukan Keni sudah tidak bernyawa dengan luka tembak di bagian dada kanan.
“Kami semua kaget dan takut. Setelah aparat pergi, baru kami mendekat dan lihat Keni sudah tidak bergerak lagi. Dia mati di tempat, darah keluar dari dadanya,” tambah saksi itu dengan suara lemah.
Kematian Keni Dumupa ini memicu kemarahan dan kesedihan mendalam di kalangan masyarakat Mauwa dan sekitarnya. Banyak warga menilai tindakan aparat tersebut tidak manusiawi dan menuntut agar proses hukum dijalankan secara terbuka.
Tokoh masyarakat Mauwa juga menyerukan agar Kapolda Papua Tengah dan pihak berwenang lainnya segera turun tangan untuk memastikan kasus ini tidak ditutup atau diabaikan.