DOGIYAI, JELATANEWAPAPUA.COM – Insiden penembakan terhadap empat pemuda terjadi di Kabupaten Dogiyai, Papua Tengah, pada Senin (20/10) sekitar pukul 11.00 WIT. Kejadian ini bermula saat dua anggota kepolisian mengendarai motor dengan laju tinggi (balap-balap) di tengah keramaian masyarakat di Pasar Moanemani.
Aksi tersebut memicu kemarahan sekelompok pemuda yang merasa terganggu dengan perilaku aparat. Para pemuda kemudian berusaha menghentikan kedua anggota polisi itu dan sempat melepaskan alat tajam (parang) yang dibawa aparat.
Situasi di tempat kejadian memanas dan berujung saling kejar antara pemuda dan aparat keamanan. Beberapa saat kemudian terdengar suara tembakan yang mengakibatkan tiga warga sipil terluka.
Korban yang mengalami luka tembak adalah Yustinus Iyai (44) di bagian betis, Oya Waine (22) di bagian bahu, dan Deserius Kotouki di kaki kanan. Ketiganya langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pratama Dogiyai di Odekomo untuk mendapatkan pertolongan medis.

Karena fasilitas rumah sakit yang terbatas, ketiga korban kemudian dirujuk ke RSUD Paniai di Madi sekitar pukul 03.00 dini hari. Tindakan medis dilakukan untuk mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuh dua korban, Yustinus Iyai dan Oya Waine.
Sekitar pukul 21.00 WIT, suasana di Dogiyai kembali memanas setelah terjadi penembakan lanjutan. Dalam insiden itu, seorang pemuda bernama Keni Dumupa (21) meninggal dunia akibat tembakan di dada kanan di wilayah Tokapo, Kampung Mauwa, Distrik Kamu.
Jenazah Keni Dumupa dibawa ke rumah duka di Kampung Mauwa. Ia direncanakan dimakamkan pada Selasa (21/10 bersama keluarga dan masyarakat setempat.
Menurut keterangan keluarga, peluru yang bersarang di tubuh Oya Waine dan Yustinus Iyai telah berhasil dikeluarkan. Proses operasi dilakukan oleh petugas medis di RSUD Paniai sekitar pukul 00.00 WIT.
Hingga ini situasi di Kabupaten Dogiyai dilaporkan berangsur kondusif. Namun, keluarga korban meminta agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan mengungkap pihak yang bertanggung jawab.
Masyarakat juga berharap agar tindakan kekerasan serupa tidak terulang di kemudian hari. Mereka menyerukan keadilan bagi korban dan keamanan yang lebih manusiawi di tanah Papua.