• Redaksi
  • Tentang JNP
  • Hubung Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
JELATA NEWS PAPUA
JELATA NEWS PAPUA
  • Home
  • Ragam

    Tutup Raker dan Musorprov KONI Papua Tengah, Gubernur: Kami Siap Bekap Ketua Terpilih

    Pemda Kabupaten Paniai Resmi Launching Festival Danau Paniai

    Segera Hentikan Operasi Tambang Emas Ilegal di Kampung Mogodagi

    1 Mei Bagi Papua Hari Aneksasi, Bukan Integrasi

  • Berita
    • All
    • Internasional
    • Nasional
    • Papua
    • Pelosok

    Diakon Markus Auwe Ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Sementara Paroki Kristus Terang Puweta

    Pemkab Dogiyai Dorong Transparansi Anggaran, Dinas Kominfo Bagikan DPA 2025

    Tujuh Tuntutan Pencaker OAP: Gubernur Papua Tengah Imbau Tempuh Jalur Resmi

    Lembaga Dewan Adat Mee KAMAPI dan Pemda Sepakati Gelar MUSDAT untuk Konsolidasi Kelembagaan Adat

    Wanita Katolik Paroki St. Petrus Mauwa Serahkan Dana Tunai Rp100 Juta untuk Pembangunan Pagar Gereja

    Kasat PolPP Yohanes Butu: Siap Kawal Visi-Misi Bupati Dogiyai 2025–2030

    Bupati Dogiyai Serahkan Nota Tugas kepada Plt. Kepala Distrik Kamuu Utara

    Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Dogiyai Berkomitmen Selamatkan Tanah dan Nilai-Nilai Budaya

    KOR Bersama Keluarga Korban Eko Ikomou Datangi DPR Papua Tengah, Desak Keadilan atas Peristiwa Pasar Karang

  • Artikel Opini
    • All
    • Startup

    Membangun Gereja Berwajah Papua

    Luka di Tanah Kami: Serpihan Kisah Pengungsian di Tanah Papua

    Hentikan Kekerasan Terhadap Warga Sipil di Dogiyai dan Buka Ruang Dialog

    Hidup dalam Roh dan Kasih (Rm 8; Gal 5)

    Suara Aktivis Mahasiswa: Buka Mata atas Derita Rakyat Papua!

    TPNPB Hormati Hukum Humaniter

    Dogiyai Antara Pendaftaran CPNS Online dan Pencurian Komputer di Sekolah juga Pengrusakan Jaringan Internet

    Kehadiran Paus Fransiscus di Indonesia Justru Dicederai Oleh Ulah Pemerintah

    Demokrasi Politik dalam Lingkup Otonomi Khusus Papua di Papua

  • Hukum HAM

    Luka di Tanah Kami: Serpihan Kisah Pengungsian di Tanah Papua

    Pos Militer di Tengah Permukiman Warga di Beoga bikin Warga Hidup Dalam Ketakutan

    Militer Indonesia Operasi di Ilaga, Tiga Rumah Warga Dibakar di Omukia

    Tak Ada Kepastian Hukum, DPD RI Turun Tangan Desak Penuntasan Kasus Bom Molotov di Kantor Redaksi Jubi

    Koalisi Advokasi Desak Usut Dugaan Pembunuhan di Luar Hukum Terhadap Eko Ikomou di Nabire

    Kapolres Diminta Proses Hukum Oknum Polisi Diduga Salahgunakan Senjata Api di Pasar Karang Nabire

    Ricuh di Pasar Karang Nabire, DPR Papua Tengah Pertanyakan Kinerja Kapolres

    Ricuh di Pasar Karang Tumaritis Nabire, Satu Warga Tewas, Dua Lainnya Tertembak

    TPNPB Bantah Militer soal Penembakan Warga di Intan Jaya

  • Kesehatan

    Bupati Dogiyai Resmi Luncurkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

    Partai PERINDO Papua Tengah Salurkan Bantuan ke Panti Asuhan Siloam Kalibobo

    Dinkes Dogiyai Siap Luncurkan Cek Kesehatan Gratis dan Aplikasi Pelaporan

    Bupati Deiyai Serahkan Satu Unit Ambulans untuk Puskesmas Waghete

    KPA Papua Tengah Gelar Peluncuran Pengurus Baru, Gaungkan Komitmen Ending AIDS 2030

    Dinkes Papua Tengah Imbau Waspada COVID-19

    Dinkes Paniai Gelar Pembukaan Pekan Imunisasi Nasional Polio 1

    Pemkap Paniai Bakal Lakukan Pekan Imunisasi Nasional Polio

  • Lingkungan

    Demo Mahasiswa Asal Paniai Ditunda, Akan Digelar Audiensi Hari Jumat

    IPMADO Desak Pemda Kab. Dogiyai, Pemekaran DOB Mapia Raya Harus Diuji Materi

    Koordinator SRP Dogiyai Ajak Mahasiswa Jadi Ujung Tombak Perjuangan Rakyat

    Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai Tolak DOB, Perusahaan Ilegal, dan Pendropan Militer

    Solidaritas Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai akan Gelar Aksi Damai, Ini Alasannya

    Pemekaran Mapia Raya Dinilai Ancaman bagi Manusia dan Alam

    Bappeda dan Litbang Dogiyai Gelar KLHS RPJMD 2025–2029

    Koalisi Penegak Hukum dan HAM Papua Desak Penghentian Maladministrasi dalam Kasus Tambang Nikel di Raja Ampat

    Mari Kenali Jhon Kayame Sebelum Kebagian Tanah Gratis di Samabusa!

  • Pendidikan

    Mahasiswa Papua di Studi Makasar, Sulawessi Selatan Diteror, Desak Penghentian Intimidasi Bertopeng Ormas

    SMP YPPK Moanemani, Sekolah Tua Pencetak Pemimpin

    Bupati dan Wakil Bupati Dogiyai Letakkan Batu Pertama Pembangunan Gedung Baru SMP YPPK Moanemani

    14 Mahasiswa S2 Dogiyai Diwisuda di STT Solo di Bawah Naungan Yayasan YAKBADO

    Mahasiswa Paniai Barat Tolak Pemekaran Kabupaten Usulan Gubernur Papua Tengah

    32 Siswa SD Yakbado Gelar Doa Syukuran Perpisahan

    Mantan Sekretaris DPM Uncen Kritik Kenaikan UKT: Mahasiswa Papua Akan Terpinggirkan

    Dikpora Paniai Gelar Bimtek Bagi Guru PPG 

    Dinas Pendidikan Dogiyai Gelar Sosialisasi ADEM dan ADIK

  • Religi

    Uskup Ketapang, Mgr. Pius Riana Prapdi, Kunjungi Tanah Kelahiran Di Enarotali, Paniai

    24 OMK Paroki St. Mikhael Bilogai Siap Meriahkan Papua Youth Day II di Nabire

    Bupati Deiyai Lepas 44 Peserta OMK Dekenat Tigi Ikuti Papua Youth Day II di Nabire

    Bupati Deiyai Lantik Pengurus FKUB 2025–2030, Tekankan Sinergi Agama, Adat dan Pemerintah

    Paroki Santo Petrus Mauwa Rayakan HUT ke-8 dengan Beragam Lomba dan Semangat Kebersamaan

    Bupati Nabire Kunjungi Wilayah Terpencil, Pemuda Katolik Papua Tengah: Ini Pelayanan Nyata dari Pemimpin Daerah

    Uskup Timika Desak Pemerintah Mencabut Izin Tambang PT. Gag di Raja Ampat

    Bupati Nabire Mesak Magai Letakkan Batu Pertama Kantor GKII

    Kenang Kematian Paus Fransiskus, Umat Katolik di Enarotali Pasang 1000 Lilin  

  • Video
No Result
View All Result
JELATA NEWS PAPUA
No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Artikel Opini
  • Internasional
  • Nasional
  • Papua
  • Pelosok
  • Hukum HAM
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Pendidikan
  • Pers RIlis
  • Ragam
  • Religi
  • Seni Budaya
  • Sosial Ekonomi
  • Wawancara
Home Artikel Opini

Mengapa Kenyataan Terasa Begitu Pahit? Hai Tanah Papua

(refleksi atas a call to revive the holiness of Papua)

by Redaksi
31 Juli 2024
in Artikel Opini
0
SHARES
152
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh: Martinus Tenouye

OPINI – Ada baiknya, kita menyikapi hal tersebut dengan melakukan evaluasi diri. Pentingnya perenungan bahwa melakukan kejahatan adalah tidak baik. Hal yang tidak baik mengingatkan kita pada kekurangan yang harus diperbaiki dan rekonsiliasi diri. Bisa jadi, kenyataan yang tidak sesuai keinginan karena kita salah dalam menyerapkan rencana atau gagal dalam melaksanakan trategi memcapai tujuan. Maka yang pentinnya adalah kita musti menyemukan trategis untuk melawan kejahatan.

Baca Juga: Pemkab Dogiyai Gelar Musrenbang RPJPD Tahun 2025-2045

Kita bisa belajar dari orang-orang yang berani melawan kejahatan tanpa kekerasan. Nelson Mandela adalah seorang murid dari Mahatma Gandhi yang sangat berpengaruh kuat dalam memperjuangkan kebenaran dan keadilan. Bersama gurunya yakni Mahatma Gandhi mengunakan kekuatan Aihmsa untuk melawan berbagai kejahatan di India. Mereka terinspirasi oleh kekuatan aihmsa atau puasa kekerasan dalam menuntut persamaan hak dan penghapusan tindakan kejahatan seperti diskriminasi dan lain sebagainya, oleh kulit putih terhadap masyarakat kulit hitam di Afrika Selatan.

Human & Safety

Baca Juga: Demi SDM, Kakam Ikebo di Dogiyai ini Peruntukan Dana Desa Untuk Biaya Anak-anak Sekolah

Jika ajaran Mahatma Gandhi diikuti, maka kejahatan dapat terhindarkan. Apabila banyak pihak mengikuti gerakan ahimsa (pantang kekerasan, maka korban kemanusiaan tidak akan terjadi. Kekerasan yang dibalas dengan kekerasan hanya akan melahirkan kejahatan dan bibit-bibit permusuhan yang baru. Karna itu, dalam hal ini Gandhi mengajarkan pada setiap pihak tentang pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran. semua bentuk perjuangan harus berada di jalan yang benar dan bermoral.

Baca Juga: ULMWP Mengecam Sejumlah Aksi Penembakan di Papua

Pemerintah Indonesia dan bangsa Papua, khususnya bangsa Papua sejak tahun 1961 sampai dengan tahun 2024 hidup dalam sebuah goa yang gelap. Artinya, hidup dalam penderitaan, penindasan, pemerkosaan, pembunuhan, penembakkan dan kejahatan-kejahatan lainnya. Kalau kita melihat dari situasi seperti sekarang ini, kita tidak tahu kapan akan berakhir kejahatan-kejahatan itu. Karna kenyataan bahwa di dunia sekarang ini semua pihak selalu saja tutup mata untuk melihat kebenaran yang terjadi di atas tanah Papua. Sejarah pun selalu dibungkan oleh pihak-pihak tertentu. Kapan datang keadilan untuk buka mata agar melihat kebenaran yang sebenarnya.

Baca Juga: Hari Ke-5 KYD, Menggali Potensi Orang Muda Katolik melalui Lomba Outdoor

Saya ingin tegaskan kepada pihak pemerintah dan pihak agama. Pentinnya kerja sama dalam hal melunaskan krisis kemanusiaan di tanah Papua. Jangan lakukan seperti benda yang tidak punya mata, ada mata tetapi seolah-olah tidak memiliki mata, ada telingah tetapi seolah-oleh tidak memiliki telingah. Hai, pihak agama bukalah matamu untuk melihat realitas yang terjadi di depan mata anda. Ini khusus para pastor dan para imam di tanah Papua, baik ramput kritin maupun rambut Panjang, bukalah matamu, dan bersuaralah tentang kebenaran dan keadilan di atas tanah Papua, sampaikanlah kesaksianmu, kepada banyak orang. Kesaksian yang utama dan terutama adalah menampaikan kesaksian tentang kebenaran, kepada semua pihak, menyampaikan hal itu bukan hanya pihak pemerintah Indonesia saja tetapi juga bangsa Papua.

Baca Juga: AWP: Penghentian Penyidikan Teror Bom terhadap Victor Mambor Tidak Sah dan Cacat Hukum

Rahmat khusus yang diterima pada saat pentahibisan imamat adalah kekuatan paling hampu (kekuatan Tuhan). Tentu kalau seorang imam ia hendak bersuara tentang realitas di atas tanah Papua pasti Tuhan akan berikan Rahmat yang lebih besar lagi. Kita tahu bahwa kita seorang imam ini sudah memiliki Rahmat khusus. Jika kita bertanya, Tuhan berikan Rahmat khusus bagi para imam, lalu Rahmat itu untuk apa? Apakah mendapatkan Rahmat supaya orang dipuji dan dihormati, apakah mendapatkan Rahmat khusus supaya gampang mendapat makanan yang enak dan ingin memiliki kekayaan-kekayaan tertentu?

Rahmat khusus berarti suci, kudus, luhur, murni dll. Tuhan berikan Rahmat kepada semua orang khusus para imam dan para calon imam supaya mereka betul-betul mewartakan kesaksian Yesus. Memanggil mereka dalam panggilan khusus supaya mereka tetap berada pada yang benar. Artinya bahwa mereka berani menjadi seorang imam, seorang pemimpin yang kokoh dan kuat. Sebenarnya menjadi seorang pemimpin “pastor” itu tidak muda. Oleh karena itu, ia harus tahu tugas dan tanggunjawabnya. Tugas dan tanggun jawab adalah hidup dalam kekudusan. Hidup dalam kekudusan berarti menjaga Rahmat khusus tersebut dan melakukan hal-hal baik dalam hidupnya.

Baca Juga: KPU Paniai Gelar Tes Tertulis CAT Bagi Calon PPD

Sebenarnya seorang pemimpin “pastor” sebagai identitasnya dia adalah orang umum. Dia hidup ditengah kedua pihak. Sementara ia hidup ditengah-tengah kedua pihak, sebagai pemimpin “pastor” dia harus tahu tugas dan tanggun jawabanya. Contoh; pemerintah Indonesia dan bangsa Papua. Kedua pihak tersebut yang paling banyak korban nyawa manusia ialah orang Papua, mati banyak banyak, karna ditembak, disiksa, diperkosa, dipenjarah dan lain-lain. Peristiwa ini benar-benar apa yang terjadi di depan mata semua orang? Oleh sebab itu, para pastor maupun pihak-pihak lain yang berjuang demi kemanusiaan di tanah Papua, semua pihak berhak untuk berbicara hal ini. Pendeta, pewarta, maupun pastor, berbicara tentang kasih di depan altar, ia juga harus bicara tentang realitas yang terjadi di tengah-tengah umatnya. Tuhan Yesus disalibkan, disiksa oleh karena menuarakan kebenaran bukan karna hal-hal lainnya.Tuhan Yesus membela kebenaran, perhatikan yang menderita, membantu orang miskin dan menyelamatkan yang dianiaya serta perhatikan orang janda. Pendeta, pewarta dan pastor adalah pengikut Yesus Kristus. Pertanyaan adalah apakah mereka menuarakan kebenaran seperti Yesus Kristus? Dan apakah mereka berkorban demi banyak orang, dan perhatikan yang menderita,dianiya,dipenjara dll? apakah mereka percaya akan panggilan dan umat-umatnya, atau pura-pura tuli. Selalu dengar kelu-kesa dari umat tetapi pura-pura tuli dan diam begitu saja. Apakah hal seperti ini Tuhan Yesus sendiri yang mengajar mereka sehingga takut untuk bersuara dan bersaksi atas kebenaran?

Baca Juga: Didimus Tebai: Generasi Muda Harus Berani Menjadi Pahlawan

Dibawah ini bagaimana Mahatma Gandhi mengandalkan Tuhan dalam perjuangan bangsa India. Dan menggunakan kekuatan aihmsa (puasa kekerasan). Gandhi mengajarkan pada semua pihak tentang pentingnya memperjuangkan sesuatu berdasarkan kebenaran. semua bentuk perjuangan harus berada di jalan yang benar dan bermoral. Gandhi mendapatkan kekuatan besar dalam perjuangannya, karena ia melakukan puasa demi keluar dari kekerasan. Selain puasa itu Gandhi juga sangat mencintai negerinya sendiri. ketika memperjuangkan suatu bangsa itu Gandhi mengatakan seperti berikut:

Jika kita percaya kepada Tuhan, tidak hanya dengan kepandaian kita, tetapi dengan seluruh diri kita maka kita akan mencintai seluruh umat manusia tanpa membedakan ras atau kelas, bangsa atau pun agama. kita akan bekerja untuk kesatuan umat manusia. “Semua kegiatan saya bersumber pada cinta kasih saya yang kekal kepada umat manusia. Saya tidak mengenai perbedaan antara kaum keluarga dan orang luar, orang sebangsa dan orang asing, berkulit putih atau berwarna, orang Hindu atau orang India beragama lain, orang Muslim, Parsi, Kristen, atau Yahudi. Saya dapat mengatakan bahwa jiwa saya tidak mampu membuat perbedaan-perbedaan semacam itu ” melalui suatu proses panjang melakukan disiplin keagamaan, saya telah berhenti membenci siapa pun juga selama lebih dari empat puluh tahun ini”. Semua anak manusia bersaudara dan janganlah hendaknya manusia yang satu merasa asing terhadap yang lain. Kebahagiaan semua manusia (sarvodaya) seharusnya menjadi tujuan kita. Tuhan merupakan daya pengikat yang menyatukan semua manusia. Memutuskan ikatan ini walaupun dengan musuh terbesar kita sekalipun berarti merobek-robek Tuhan itu sendiri. Rasa perikemanusiaan, masih terdapat pada orang yang paling jahat sekalipun.

Baca Juga: Kehancuran

Pandangan ini dengan sendirinya menyebabkan diterima paham pantang kekerasan sebagai cara yang paling baik untuk mengatasi segala persoalan nasional maupun internasional. Gandhi menegaskan bahwa ia bukanlah seorang tukang mimpi, tetapi sebaliknya seorang idealis praktis. Pantang kekerasan bukanlah dimaksudkan hanya untuk orang suci dan orang baik saja tetapi juga untuk orang biasa. “Pantang kekerasan adalah hukum bagi makhluk manusia. sedangkan kekerasan adalah hukum bagi orang yang kejam. Daya rohani terlena dalam diri manusia kejam itu dan ia tidak mengenai hukum lain selain kekuatan jasmani. martabat manusia menuntut ketaatan terhadap suatu hukum yang lebih tinggi, yaitu kekuatan rohani.
Upaya Gandhi untuk menegaskan pentingnya gerakan tanpa kekerasan di India itu menyita waktu, tenaga, dan pikiran. Salah satu gerakannya disebut savodaya yang mencakup ahimsa, hartal, satyagraha dan swadesi. Pemikiran kemanusiaan yang dikembangkan Gandhi mengandung ajaran moral. Melalui pendekatan yang humanis, ia menegaskan bahwa perjuangan demi kemanusiaan seharusnya ditempuh dengan cara yang manusiawi pula. Upaya pembalaan terhadap kebenaran atau kemanusiaan yang dilakukan melalui perlawanan tanpa kekerasan pada dasarnya diharakan bukan untuk membuat lawan menderita. Siapa pun yang menjalankan prinsip tersebut dalam perjuangan harus senantiasa berupaya membalas setiap kejahatan yang diterimanya dengan kebaikan.

Semua tindakan manusia harus berdasar pada kejujuran dan kebenaran. Kejujuran mendorong kita untuk berani menyatakan sikap secara terbuka, terbebas dari segala kepalsuan dan ketidakbenaran. Kita harus berusaha menjunjung tinggi nilai kejujuran di setiap sisi kehidupan yang kita jalani. Memulai sagala sesuatu dengan jujur merupakan cara hebat untuk mengalahkan kejahatan. Prinsip ini perjuangkan supaya, kedua belah pihak itu tidak melakukan kekerasan, melainkan menemukan kebenaran. Dengan jujur, kedua pihak tersebut harus duduk bersama lalu menemukan solusi bersama agar ke depan tidak terjadi kekerasan lagi.

Penulis adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Filsafat Teologi (STFT) “fajar timur” Jayapura-Papua.

Sumber:
Mali Mateus Perjumpaan Pancasila dan kristianitas (Yogyakarta: lamalera, 2009)
Age Lars-Johan Sama-Sama Happy (Jogya: PT Gramedia, 2023)
Wang Andri The Wisdom Of Confucius, (Jakarta: PT Gramedia,2012)

 

1,914
Tags: Kenyataan terasa PahitTanah PapuaWest Papua
Previous Post

Demi SDM, Kakam Ikebo di Dogiyai ini Peruntukan Dana Desa Untuk Biaya Anak-anak Sekolah

Next Post

Tanah Papua Bagaikan Ekaristi

Redaksi

Redaksi

Related Posts

Artikel Opini

Membangun Gereja Berwajah Papua

16 Juli 2025
Artikel Opini

Luka di Tanah Kami: Serpihan Kisah Pengungsian di Tanah Papua

9 Juli 2025
Artikel Opini

Hentikan Kekerasan Terhadap Warga Sipil di Dogiyai dan Buka Ruang Dialog

3 Juni 2025
Artikel Opini

Hidup dalam Roh dan Kasih (Rm 8; Gal 5)

28 Mei 2025
Artikel Opini

Suara Aktivis Mahasiswa: Buka Mata atas Derita Rakyat Papua!

12 Mei 2025
Artikel Opini

TPNPB Hormati Hukum Humaniter

27 September 2024
Next Post

Tanah Papua Bagaikan Ekaristi

Please login to join discussion

Recent News

Membangun Gereja Berwajah Papua

16 Juli 2025

Diakon Markus Auwe Ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Sementara Paroki Kristus Terang Puweta

16 Juli 2025

Serah Terima Kepala Distrik Kamuu Selatan Lama Kepada Baru

15 Juli 2025

Mahasiswa Papua di Studi Makasar, Sulawessi Selatan Diteror, Desak Penghentian Intimidasi Bertopeng Ormas

15 Juli 2025

IKLAN JELATA NEWS PAPUA

bupati Dogiyai
Ucapan HUT by Crew JNP
  • Trending
  • Comments
  • Latest

5 Warga Sipil di Dogiyai Jadi Korban Akibat OTK Lempar Batu ke Pos Polisi

24 Mei 2025

4 Orang Jurnalis OAP di Nabire Dihadang, dipukul dan dirampas Hp oleh Polisi

5 April 2024

14 Mahasiswa S2 Dogiyai Diwisuda di STT Solo di Bawah Naungan Yayasan YAKBADO

18 Juni 2025

Turnamen Voli Bupati Cup Nabire Ricuh, Suporter Dua Klub Terlibat Bentrok

26 Juni 2025

Pra Peradilan Penghentian Penyidikan Kasus Teror Bom Victor Mambor ditolak

154

Puluhan Siswa Kelas III SMA Arak Bintang Kejora di Nabire

52

Oya Pigome Optimis Ridho Rahmadi Besarkan Partai Ummat

26

Kemenkumham Papua Sebut AWP Adalah Wadah Bagi Pers Papua

5

Membangun Gereja Berwajah Papua

16 Juli 2025

Diakon Markus Auwe Ditunjuk sebagai Penanggung Jawab Sementara Paroki Kristus Terang Puweta

16 Juli 2025

Serah Terima Kepala Distrik Kamuu Selatan Lama Kepada Baru

15 Juli 2025

Mahasiswa Papua di Studi Makasar, Sulawessi Selatan Diteror, Desak Penghentian Intimidasi Bertopeng Ormas

15 Juli 2025

Alamat Redaksi

Jalan Trans Nabire-Ilaga KM. 200 Mowanemani, Dogiyai, Papua Tengah

Browse by Category

  • Artikel Opini
  • Berita
  • Hukum HAM
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Nasional
  • Olahraga
  • Papua
  • Pelosok
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pers RIlis
  • Politik
  • Puisi
  • Ragam
  • Religi
  • Sastra
  • Seni Budaya
  • Sosial Ekonomi
  • Startup
  • Video
  • Wawancara
  • Redaksi
  • Tentang JNP
  • Hubung Kami
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber

Hak Cipta Jelata News Papua © 2024 All rights reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
    • Internasional
    • Nasional
    • Papua
    • Pelosok
  • Artikel Opini
  • Hukum HAM
  • Kesehatan
  • Lingkungan
  • Pendidikan
  • Pers RIlis
  • Ragam
  • Religi
  • Seni Budaya
  • Sosial Ekonomi
  • Wawancara

Hak Cipta Jelata News Papua © 2024 All rights reserved